TangerangNews.com

5 Wanita kurir Narkotika asal Indonesia gagal berangkat ke Cina

| Rabu, 11 September 2013 | 17:34 | Dibaca : 2385


Sumirat Dwiyanto (Rangga A Zuliansyah / TangerangNews)


 
TANGERANG-Selain mengungkap empat kasus penyelundupan sabu senilai Rp4,8 miliar, petugas dari satuan Narkoba Polresta Bandara Soekarno- Hatta juga berhasil menggagalkan upaya pengiriman lima wanita asal  Indonesia,  yang akan diterbangkan ke Cina untuk dijadikan calon kurir narkoba.
 
Kelima wanita tersebut berinisial YP, L, RM, RZZ dan LK. Mereka tertangkap setelah polisi berhasil mengungkap salah satu dari mereka,  yang berinisial LA.  
Saat itu LA tertangkap tangan tengah menyelendupkan sabu seberat 1.030 gram senilai Rp1,3 miliar lewat Bandara Soekarno- Hatta.
 
“Mereka ini direkrut oleh jaringan Nigeria yang berada di Cina. Nantinya, mereka dijadikan kurir untuk masuk narkoba ke Indonesia. Calon pengantin ini benar-benar tidak tahu dengan apa yang akan dikerjakannya,” kata Wakasat Narkoba Bandara Soekarno-Hatta AKP Subakti, Rabu (11/9).
 
Subakti menambahkan, pelaku utamanya hanya meminta mereka berangkat ke Cina untuk mengambil sample tas dan membawanya ke Bali.  Pelaku sudah menyembunyikan sabu di tas koper yang akan dibawa para calon kurir ini.

“Para calon pengantin ini dijanjikan upah Rp 10 juta untuk pekerjaan yang sebenarnya mereka tidak ketahui dengan jelas. Pelaku sudah menyiapkan passport dan tiket pesawat, sehingga mereka tinggal berangkat,” katanya.
 
Sementara Humas BNN Kombes Pol Sumirat Dwiyanto mengatakan, para jaringan penyelundup narkoba banyak mengincar calon kurir yang penggangguran dan butuh uang. Kadang pelaku juga memacari calon kurir untuk dimanfaatkan secara cuma-Cuma.

“Yang paling banyak dijadikan pengantin itu remaja-remaja putus sekolah. Mereka diiming-imingi pekerjaan di luar negeri, nanti saat kembali dari luar negeri dititipkan barang yang isinya narkotika. Atau kopernya ditukar di jalan saat korban lengah,” pungkasnya.

 Sumirat menambahkan, pihaknya telah melakukan langkah pencegahan dengan menosialisasikan hal tersebut ke sekolah-sekolah serta para orang tua siswa. “Kita menginformasikan kepada guru dan orang tua terkait langkah-langkah pengamanan. Seperti tidak mudah percaya jika ditawari pekerjaan yang tidak jelas di luar negeri atau memberikan alamat dan nomor rekening kepada orang yang baru dikenal,” tukasnya.