TangerangNews.com

HKI Sidak Produk Bajakan di Bandara

Rangga Agung Zuliansyah | Rabu, 25 September 2013 | 17:06 | Dibaca : 1572


Petugas HKI Sidak Produk Bajakan di Bandara (Rangga A Zuliansyah / TangerangNews)



 
TANGERANG-Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI) melakukan inspeksi mendadak produk program komputer bajakan di Teminal 2F Bandar Soekarno Hatta. Sidak dilakukan dalam rangka sosialisasi larangan penggunakan produk bajakan bagi penumpang pesawat yang ke dalam dan luar negeri.
 
Para petugas yang tergabung dalam Tim Penanggulangan Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (PPHKI) dengan otoritas Bandara memeriksa laptop yang dibawa penumpang di teminal 2F Keberangkatan dan Kedatangan. Mereka pun menghimbau agar penumpang tidak memakai produk bajakan termasuk program komputer.
 
Kepala Seksi Penindakan Direktorat Penyidikan Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Marudut Manurung mengatakan, sidak tersebut dilakukan berdasarkan UU Hak Cipta no 10/2002. Sidak di bandara dilakukan tiga tahap pada tanggal 23 di Terminal 1, tanggal 25 di Terminal 2 dan tanggal 1 Oktober secara serentak di 3 terminal.
 
"Kita sidak khusus untuk software atau pogram komputer bajakan. Kita pilih bandara internasional untuk mewanti-wanti baik penumpang dari luar negei atau dalam negeri untuk tidak pakai software ilegal. Kita ingin masyarakat menggunakan program yang asli, karena saat ini Indonsia disorot dunia sebagai pelanggaran hak cipta terbesar," katanya.
 
Menurutnya selain di bandara, pihaknya juga telah melakukan sidak toko dan mall. Namun pihaknya masih memberikan pembinaan dan sosialisasi. Kedepan kemungkinan akan diberi penindakan bagi penjual dan pembeli produk bajakan. "Sidak ini akan dilakukan terus secara berkala," kata Marudut.
 
Dijelaskan Marudut, selama tahun 2013, pihaknya telah melakukan 34 penindakan kasus pelanggaran hak cipta. Diantaranya pembajakan cakram optik (CD), korek api gas, pompa generator merk Honda, dan Merk Jasa Kimia Farma. "Untuk yang cakram optik kita juga menyita sebanyak 25 ton cakram di daeah Glodok, Jakarta. Nilainya mencapai miliaran rupiah," pungkasnya.