TANGSEL-Puluhan pengunjuk rasa dari Keluarga besar Mahasiswa (KBM) Universitas Pamulang (Unpam) berunjuk rasa di depan kampusnya untuk menolak pelaksanaan pertemuan World Trade Organization (WTO) di Bali.
Mahasiswa menilai, WTO hanya membuat rakyat semakin tertindas. Dalam aksinya, mahasiswa membawa atribut unjuk rasa berupa poster yang berisikan penolakan pertemuan tingkat tinggi dan menteri perdagangan dunia dalam WTO.
Mahasiswa mengatakan, pertemuan WTO merupakan skema politik imperialisme Amerika yang hanya menyengsarakan rakyat di dunia, karenanya harus ditolak.
WTO dituding sebagai awal liberalisasi perdagangan dunia yang akan menindas rakyat. Selain itu, WTO juga merupakan skema dagang Amerika yang mengeksploitasi alam, menyengsarakan buruh, petani, dan kaum terpinggirkan lainnya.
Koordinator Aksi , Boma Angkasa mengatakan, rakyat harus melakukan perlawanan terhadap WTO yang mendatangkan malapetaka bagi pendidikan, pekerjaan, dan pengikisan budaya nasionalis.
"WTO telah dikendalikan kekuatan imperialisme rezim asing," katanya dalam orasi, Selasa (3/12).
Menurutnya Presiden SBY telah menjadi marketing pemasaran untuk menjajakan sumber daya alam yang ada di indonesia.
"Untuk itu kita himpun kekuatan untuk menolak WTO," ujarnya.
Penjajah asing mengatasnamakan investasi yang dituangkan pada UU PMA (penanaman modal asing) merupakan pintu gerbang masuknya imperialis asing untuk masuk ke Indonesia.
"Makanya kami menolak pertemuan WTO dan menolak liberalisasi ekonomi," tegasnya.
Aksi demonstrasi mahasiswa yang mengenakan kemeja almamater biru tersebut tanpa kawalan aparat kepolisian. Aksi tersebut juga memacetkan arus kendaraan di depan kampus Unpam.