TangerangNews.com

Blusukan Ala Caleg NasDem, Dialog dengan Masyarakat

Bastian Putera Muda | Rabu, 25 Desember 2013 | 18:55 | Dibaca : 1585


Hermawi Blusukan (Bastian / TangerangNews)


 
 
TANGERANG-Hujan yang mengguyur kelurahan  Kunciran Jaya, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang  tak menyurutkan niat para Caleg NasDem untuk  blusukan bertemu dan berdialog langsung dengan  masyarakat.
 
Malam itu tiga Caleg asal partai NasDem, Hermawi F Taslim (Caleg DPR RI Dapil III Tangerang Raya), Yulia Nurul Hasanah(Caleg DPRD Provinsi, Dapil Tangerang Kota-B) dan Husrini Hamzah (Caleg DPRD kota Tangerang, Dapil Pinang - Cipondoh), menelusuri sebagian besar kawasan Kunciran Jaya untuk menyapa dan berdialog dengan masyarakat guna mendapat masukan yang sungguh-sungguh merupakan aspirasi masyarakat.
 
 Hermawi F Taslim mengatakan, sesuai dengan  amanat Ketua Umum Partai NasDem Surya  Paloh, para caleg harus membekali dirinya dengan  aspirasi rakyat yang diperoleh secara langsung  dalam dialog silaturahmi.
 
"Memilih wakil rakyat itu seperti memilih suami  atau istri, jadi prinsipnya masyarakat harus  bertemu langsung dengan caleg untuk mengukur  bibit, bobot dan bebetnya sebelum menjatuhkan  pilihan," ungkapnya, usai blusukan di Kunciran  Jaya.
 
Dikatakan keliru jika masyarakat memilih hanya  berdasarkan kartu nama, stiker, baliho/spanduk,  karena semua alat peraga tersebut tidak bisa  diajak berdialog, dengan demikian masyarakat  akan tertipu karena tidak mengetahui dan tidak mengenal Caleg tersebut secara tatap muka.
 
"Dari mana bapak atau ibu bisa memastikan bahwa  orang yang ada didalam gambar kartu nama  tersebut punya kemampuan, tidak cacat, dan  cakap dalam menjalankan tugas wakil rakyat  tanpa bertemu dan berdialog seperti yang  dilakukan oleh para caleg NasDem malam ini," 
ujarnya.
 
Oleh Karena itu, wakil ketua Badan Advokasi  Hukum(BAHU) DPP Partai NasDem tersebut berpesan agar pada pemilu 2014 para pemilih tidak lagi mendasarkan pilihannya pada alat-alat peraga. Namun, memilih calon yang dikenal, mau datang  berdialog dan punya kemampuan menyalurkan  aspirasi warga.
 
"Untuk itu kita kedepankan dialog silaturahmi dan  bertatap muka dengan masyarakat," katanya.
 
Diketahui, selama dialog silaturahmi tersebut  terungkap tiga masalah masyarakat Kunciran Jaya  yang telah bersifat akut, lama dan cenderung  tidak tertangani baik oleh masyarakat maupun  pemerintah yaitu :
 
1. Masalah Kesempatan kerja yang semakin sulit,  sehingga sebagian besar warga kunciran jaya mengandalkan profesi tidak tetap sebagai Kuli  Bangunan.
 
2. Masalah pembuangan sampah yang belum ada  Penampungannya. Sehingga masyarakat terpaksa membuang sampah dimanapum memungkinkan,  akibatnya bau tidak sedap dan kebersihan  lingkungan sering timbul.
 
3. Masalah pendidikan, meskipun uang sekolah  telah dibebaskan namun warga masih sangat  diberatkan oleh berbagai kutipan dan pembelian  perlengkapan seperti : Pakaian Olah raga,Baju  Batik,Baju Seragam dan Buku-buku serta  perlengkapan lainnya yang harganya semakin 
tidak terjangkau.