TangerangNews.com

Sabu & Ekstasi Rp6,9 Miliar Gagal Diselundupkan

Rangga Agung Zuliansyah | Jumat, 21 Maret 2014 | 18:08 | Dibaca : 1431


Para tersangka penyelundup narkotika (Rangga A Zuliansyah / TangerangNews)




BANDARA-Sebanyak delapan kasus upaya penyelundupan narkoba melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta berhasil digagalkan oleh petugas Bea Cukai selama kurun waktu 25 Februari-17 Maret 2014.

Total barang bukti yang berhasil diamankan dari pengungkapan tersebut , sebanyak 4.182 gram sabu dan 20 tablet happy five dengan nilai setimasi  Rp 6,9 miliar.

 Kepala Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno- Hatta Okto Irianto mengatakan, dari hasil pengungkapan bersama Polres Bandara dan Badan Narkotika Nasional (BNN) diamankan 24 tersangka yang terdiri dari 12 warga negara Indonesia (WNI) dan 12 warga negara asing (WNA).

 “Mereka diduga kurir dan penerima barang. Untuk WNA berasal dari Thailand dan Nigeria. Sementara WNI kebanyakan adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri yang dimanfaatkan jaringan narkotika Internasional untuk membawa narkoba ke tanah air,” paparnya, Jumat (21/3).

 Menurut Okto, modus yang digunakan pelaku untuk mengirim dan membawa narkotika masih sama seperti sebelumnya, diantaranya disembunyikan di dalam tas ransel, celana dalam, tabung plastik card reader, kotak perhiasan dan majalah.

 “Barang-barang haram tersebut dikirim dari Hongong, China, Kuala Lumpur, India dan Afrika Selatan,” tukasnya.

 Humas BNN Kombes Pol Sumirat Dwiyanto mengatakan, pelaku dan pengirim narkotika tersebut diduga satu jaringan yan gberkaitan dengan pengungkapan kasus sebelumnya.

“Kita masih dalami untuk mengungkap jaringan diatasnya,” jelasnya.

 

Menurutnya, sejumlah TKI dari Malaysia dan China juga masih dimanfaatkan jaringan tersebut untuk memuluskan penyelundupan. Tidak hanya dimanfaarkan WNA, bahkan ada juga WNI yang memperdaya mereka.

 

“Biasanya para TKI dititipin barang untuk dibawakan ke keluarga pelaku di Indonesia,  dengan alasan tidak punya biaya untuk pulang. Tetapi ternyata isinya narkotika. Ini juga karena budaya orang Indonesia telalu ramah membantu orang,” ujarnya.