TangerangNews.com

Perguruan Tinggi di Kota Tangerang Dinilai Tak Penuhi Pangsa Pasar

Rangga Agung Zuliansyah | Jumat, 16 Mei 2014 | 19:07 | Dibaca : 1933


Arief R Wismansyah dan Camat Pinang Sachrudin saat memantau banjir @2013 (Rangga A Zuliansyah / TangerangNews)


TANGERANG-Perguruan Tinggi di Kota Tangerang yang ada saat ini dinilai belum sesuai dengan kondisi pasar di kota seribu industri tersebut, sehingga penyerapan tenaga kerja untuk lulusan S1 dan S2 pun masih minim.
 Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Ahmad Lutfi mengatakan, jurusan yang disediakan di perguruan tinggi yang ada di Kota Tangerang kebanyakan berkaitan dengan ilmu sosial dan administrasi negara. Sementara kondisi pasar yang ada banyak di bidang industri dan jasa.
 
"Kalau fakultas ilmu sosial kan sudah banyak, kabutuhannya sudah tercukupi. Yang masih kurang itu jurusan ilmu komunikasi, teknik, informatika. Itu yang musti didorong," katanya, Jumat (16/5).
 
Untuk itu, pihaknya mencoba mengumpulkan 50 perguruan tinggi yang ada, untuk mencari konsep pendidikan yang tepat, sehingga kebutuhan pasar bisa terpenuhi dan penyerapan tenaga kerja dari lulusan sarjana tinggi. "Kita ingin bertukar fikiran dengan para akademisi, ini supaya pendidikan dan kebutuhan industri lebih link and match," jelas Lutfi.
 
Sementara Kepala Dinas Tenaga dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Tangerang Abduh Surahman mengatakan bahwa, berdasarkan jumlah pembuatan kartu kuning, pencari kerja lebih banyak berasal dari lulusan SMA, dibanding S1 atau S2. "Di tahun tahun 2013 lalu, sudah S2 pun masih ada yang nganggur, sekitar 20 orang," jelasnya.
 
Menurutnya, jurusan di perguruan tinggi saat ini belum menciptakan SDM yang sesuai dengan pasar. Sekitar 2300 industri besar dan kecil yang ada di Kota Tangerang kebanyakan mebutuhkan lulusan yang mempunyai keterampilan.
 
"Kita berharap perguruan tinggi mulai membuka jurusan yang meranah kepada kebutuhan pasar lokal," jelas Abduh.
 
Disnaker sendiri berencana mempertemukan pihak sekolah tingkat SMA dengan para pengusaha di Kota Tangerang, agar bisa menyusun kurikulum yang sesuai kebutuhan pasar. Nantinya,akan diterapkan kurikulum yang mengajarkan teterampilan di mata pelajaran atau ektra kulikuler.
 
"Rata-rata pelamar kerja lulusan SMA, sementara di sekolah mereka tidak diajarkan keterampilan. Karena mereka dipersiapkan untuk kuliah. Jadi pada bulan Juli 2014, kita berencana akan mempertemukan, para kepala sekolah atau Wakasek kurikulum dengan para pengusaha," jelasnya.
 
Disebutkannya, jumlah angka pengangguran di Kota Tangerang secara keseluruhan adalah 73.00 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 12.000 pengangguran murni dan 61.000 pengangguran setengah terbuka. "Yang pengangguran setengah terbuka itu seperti tukang ojeg, tukang becak dan kuli bangunan. Mereka punya pekerjaan, tapi penghasilannya tidak jelas, bekerja hanya saat menerima order," paparnya.
 
Wali Kota Tangerang Arief R Wismanyah juga mengatakan bahwa untuk menyediakan SDM yang seusai dengan pasar, pihaknya berencana membuat Universitas Negeri. Sebelumnya, pihaknya akan akan meminta masukan dari para akademisi di Kota Tangerang, lalu berikutnya akan dikonsultasikan ke pihak Provinsi Banten serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayan.
 
"Memang jurusannya kurang pas. Seperti cotohnya ada jurusan adminitrasi negara, padahal pemerintah pusat sedang memperketat penerimaan CPNS. Sayang kan kalau lulusannya tidak terpakai," katanya.