TangerangNews.com

Tim Jokowi-Kalla Endus Dugaan Kecurangan Sistematis di Tangerang

Denny Bagus Irawan | Minggu, 13 Juli 2014 | 11:15 | Dibaca : 1087


Warga Kota Tangerang usai memilih dalam Pilkada Kota Tangerang (Dens Bagoes Irawan / TangerangNews)


 
TANGERANG- Rekapitulasi suara yang tengah berjalan ditengarai sudah dinodai dengan kecurangan. Bahkan kecurangan yang ditemukan oleh tim kampanye Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) di Tangerang cenderung berpola sistematis.

"Ada kecurangan yang kita anggap sangat sistematis, disengaja dilakukan di 1 TPS, 1 Kecamatan, kasusnya adalah di TPS 47 Kecamatan Kelapa Dua, Tangerang," kata Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat yang juga Ketua Tim Penggerak Saksi Seluruh Indonesia di Tim Nasional Djarot, di Kantor Partai NasDem, Sabtu (12/7/2014).

Hasil formulir C1 suara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa 014, suara Joko Widodo-Jusuf Kalla 336, tetapi ketika di scan oleh KPU suara berubah, dimana angka suara Prabowo-Hatta berubah 814. "Dan suara kita tetap 336. Manipulasi di satu TPS 800" imbuhnya.

Adapun, kata dia, setelah ditemui kesalahan itu, tim langsung menginvestigasi dan menemukan bahwa yang melakukan adalah KPU. Tak tinggal diam, tim melaporkan ke kepolisian. "KPU minta maaf karena kesalahan penulisan. Kami sampaikan permintaan maaf diterima tetapi proses hukum berjalan terus." Tandasnya.

Lebih jauh, dia mengatakan kelalaian penulisan ini bisa dianggap sebagai tindakan disengaja, sebab lewat hasil investigasi lebih jauh, rupanya di Kecamatan Kelapa Dua telah terhembus isu bahwa Prabowo-Hatta akan menang 60 persen sementara Jokowi-JK 40 persen.

"Sehingga patut menduga ini disengaja untuk menyesuaikan suara, sesuai isu yang sudah berhembus sebelumnya. Yang ingin kita ketahui kemudian siapa yang mem- back up penyelenggara" tandasnya.

Adapun, sambung dia, hal ini tak hanya terjadi di Tangerang tapi beberapa daerah seperti Wonosobo, Lapas Cipinang, Cempaka Putih, dan masih banyak lagi. Untuk kasus Tangerang sendiri sudah dibetulkan oleh KPU, namun untuk mencegah hal itu terulang kembali pihaknya tetap waspada dan melaporkan tiap kecurangan yang terjadi agar langsung di proses.

"Karena bagi Jokowi-JK penghitungan sangat menentukan dan apabila ini terus dilakukan maka kejahatan demokrasi yang sangat serius. Kita ingin pilpres jujur dan adil." tutupnya