TangerangNews.com

Makanan Kedaluwarsa Beredar di Swalayan Kota Tangerang

Rangga Agung Zuliansyah | Senin, 21 Juli 2014 | 22:23 | Dibaca : 2271


Sidak Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Handaini (YLPKH) Kota Tangerang di salah satu Swalayan di Kota Tangerang (Rangga A Zuliansyah / TangerangNews)


TANGERANG-Petugas dari Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Handaini (YLPKH) Kota Tangerang menemukan bahan makanan kadaluwarsa dan kaleng minuman yang rusak masih terpajang pada Senin 21 Juli 2014.  

Petugas yang berjumlah delapan orang menggelar operasi pengawasan di sejumlah retail, seperti Giant dan pasar modern lainnya. Operasi tersebut dilakukan untuk memantau sekaligus mengawasi produk makanan maupun minuman menjelang lebaran 1435 H. 
 
Kepala Divisi Pengawasan YLPKH Kota Tangerang, Yudhistira Prasasta mengatakan, sidak dilakukan selama 1 bulan, mulai dari sebelum Ramadhan tanggal 27 Juni-27 Juli 2014. 
 
Kegiatan ini sudah sesuai dengan fungsinya yang diatur dalam UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen & Sesuai Peraturan Pemerintah No. 59 tentang Lembaga Perlindungan Konsumen Swadya Masyarakat (LPKSM), selain mengawasi sendiri berjalannya perlindungan konsumen, lembaga ini juga harus bekerja sama dengan instansi-instansi terkait dalam upaya menyelenggarakan perlindungan konsumen.

“Awal sidak ini adalah bahwasanya kita mendapat laporan dari masyarakat bahwa disalah satu pasar modern di Kota Tangerang banyak ditemukan barang kadaluarsa. Untuk itu kita jadikan dasar agar melakukan investigasi atau sidak. Dengan adanya tugas-tugas tersebut, keberadaan LPKSM sangat penting untuk membela hak-hak konsumen yang dirugikan,” katanya, Senin (21/7).

Hasil operasi yang dilakukan hari ini khususnya di Giant yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto, tim operasi menemukan sejumlah barang yang sudah kadaluwarsa dan kemasan yang sudah tidak layak jual seperti kaleng rusak atau penyok. 
 
Diantaranya, CHNG Kee’s Minyak mijen kemasan botol asal singapura kadaluarsa sejak 15 Juli 2014 sebanyak 12 Botol, Minyak zaitun extra virgin olive oil fruttato yang sudah kadaluarsa sejak juni 2014, Minyak zaitun pomace tidak ada tanggal expirednya.

Kemudian tim juga menemukan kemasan rusak seperti ciptadent ukuran kecil 4 buah, pepsodent ukuran besar 1 buah,  wafer tanggo 2 kaleng, Spaghetti la fonte 1 buah, tepung maizena murni 1 buah, susu indomilk, tepung kobe bumbu pedas dan banyak lainnya.

“Meski ditemukan sejumlah barang yang kadaluarsa dan rusak itu tidak disita, tim hanya menyarankan agar tidak didisplay atau diperjualbelikan. Kita tidak punya hak untuk menyita, yang berhak adalah pihak Disperindagkop dan Satpol PP Kota Tangerang. Tindak lanjutnya, kalau memang pemilik toko tetap melanggar pembinaan ini, nanti bisa ke tindak pidana.
 
Sehingga mungkin kalau parah bisa diputus atau dicabut izinnya. Ini sudah ada komitmen untuk ke situ,” ujarnya.
Dia menguraikan, jika makanan maupun minuman yang dikonsumsi konsumen dalam keadaan expired atau kedaluwarsa, dimungkinkan akan menimbulkan penyakit. Karena itu dia mengimbau kepada masyarakat agar menjadi konsumen yang cerdas.

“Barang ini sampai dimakan konsumen itu bisa menyebabkan penyakit seperti semacam kanker. Maka dari itu kami minta masyarakat untuk menjadi konsumen yang cerdas. Artinya setiap belanja yang dilihat pertama kali itu kemasannya bagus nggak. Kalau kemasannya rusak dan berlubang itu bisa terkontaminasi virus penyakit,” katanya.

Dia menambahkan kinerja Disperindagkop sejauh ini belum terlihat, dia menanyakan kepada pengelola karena dibulan ramadhan saja baru sekali, untuk menjelang lebaran belum ada sidak lagi. Menurutnya ini menjadi sebuah pertanyaan, apakah fungsinya diserahkan semua kepada lembaga perlindungan konsumen yang non budgeter.
 
Kota tangerang adalah kota yang besar , banyak sekali pasar modern yang beroperasi maka potensi pelanggaran terhadap perlindungan konsumen sangat besar.

“Saya berharap pemerintah bisa turun tangan untuk memberikan perlindungan konsumen agar masyarakat dapat membeli makanan dan minuman yang aman dan nyaman,” tegasnya.

Sementara Divisi Manajer Fres Giant Gatot Subroto, Masril Novis mengakui adanya barang kedaluarsa karena lost control. Pada bulan puasa banyak sekali barang yang masuk sedangkan dengan sejumlah pegawai yang sedikit pasti ada yang terlupa.

Sedangkan kemasan rusak dia mengatakan bahwa itu terjadi karena konsumen yang terkadang menyentuh barang hingga jatuh dan rusak atau banyak juga konsumen yang ingin melihat barang didalam kemasan padahal belum membeli.
“Kita pemeriksa setiap hari kok dan pasti kedepan kita akan perbaiki,” kilahnya.