TangerangNews.com

Puluhan Ribu Demonstran Desak Mundur Presiden Korsel

EYD | Sabtu, 5 Desember 2015 | 10:51 | Dibaca : 1025


Sekitar 30.000 demonstran memadati jalan-jalan protokol di Seoul, Korea Selatan. Mereka mendesak Presiden Park Geun-hye mundur dari jabatannya. (istimewa / tangerangnews)


TANGERANG – Puluhan ribu demonstran turun ke jalan-jalan di Seoul, Korea Selatan (Korsel), hari ini untuk menyerukan pengunduran diri Presiden Park Geun-hye. Mereka memprotes rencana penulisan ulang buku-buku sejarah untuk mengagungkan kepemimpinan otoriter ayah Park.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (5/12/2015), sekitar 30.000 orang diperkirakan mengikuti aksi demo tersebut. Banyak demonstran mengenakan masker sebagai perlawanan atas seruan Park untuk tidak menggunakan masker selama aksi-aksi protes. Massa berjalan di pusat kota dengan membawa banner bertuliskan "Mundurlah Park Geun-hye" dan meneriakkan slogan-slogan.

Kepolisian semula melarang aksi demo tersebut, namun para pengorganisir demo mengajukan banding ke Pengadilan Administratif Seoul yang membatalkan larangan polisi tersebut. Karenanya, aksi demo besar-besaran kedua dalam waktu sebulan ini bisa kembali digelar.

Demo besar pertama pada 14 November lalu diramaikan sekitar 60.000 orang. Saat itu sempat terjadi bentrokan antara demonstran dengan polisi yang menggunakan meriam air. Dalam bentrokan itu, Baek Nam-ki, seorang petani berusia 69 tahun mengalami koma setelah terkena meriam air. Kali ini, para pengorganisir demo berjanji akan melakukan aksi protes secara damai.

Presiden Park belakangan ini gencar didesak mundur oleh publik yang marah atas sejumlah isu. Termasuk, rencananya menerapkan buku-buku teks sejarah baru di sekolah-sekolah, memperluas pasar pertanian dan reformasi pasar buruh, yang akan mempermudah pemecatan pekerja dan mengurangi upah bagi para pekerja yang lebih tua. “President Park, jangan coba mengubah sejarah nasional Korea Selatan menjadi sejarah pribadi keluarga Anda,” demikian bunyi banner yang dibawa salah seorang demonstran.