TangerangNews.com

Bocah 14 Tahun Jadi CEO, Perusahaannya Ditawar Rp 399 Miliar

FER | Jumat, 13 Mei 2016 | 19:51 | Dibaca : 4143


Taylor Rosenthal. (detik/google / TangerangNews)


 

TANGERANG-Usianya mungkin baru 14 tahun. Tapi jangan sekali-sekali meremehkan anak muda ini. Dia sudah mendirikan perusahaan sendiri yang karena dinilai brilian, telah ditawar senilai ratusan miliar rupiah.

Namanya adalah Taylor Rosenthal. Remaja asal Alabama, Amerika Serikat ini, tahun lalu mendirikan startup bernama RecMed. RecMed membuat vending machine yang menjual beragam produk kesehatan untuk pertolongan pertama.

Taylor menemukan ide itu setelah melihat kalau di tempat seperti lapangan olahraga atau wisata, susah untuk membeli produk pertolongan pertama. "Pernahkah kalian pergi ke taman bermain dan jatuh? Pasti kalian harus pergi jauh untuk membeli plester," katanya.

Idenya itu langsung menarik minat sebuah perusahaan kesehatan besar yang menawarkan uang USD 30 juta atau di kisaran Rp 399 miliar. Namun Taylor memutuskan menolak tawaran yang sangat menggiurkan itu dan beberapa orang menganggapnya bodoh. Namun dia punya alasan tersendiri.

 

 


"Waktu itu kupikir deal itu tidak tepat. Aku merasa ingin menumbuhkan perusahaanku sendiri, sehingga membuatku menolaknya," tutur Taylor.

Taylor yang berstatus CEO RecMed ini kemudian mencari investor yang mau mendanai perusahaannya dan tak menutup pintu jika ada yang mau mengakuisisi asal harganya cocok. Saat ini, dia sudah memperoleh dana sekitar USD 100 ribu. Dan sudah ada yang berminat, taman bermain bernama Six Flags telah memesan seratus unit vending machine buatan RecMed. 

Taylor membuat sendiri desain vending machine itu dengan bantuan orang tuanya, yang kebetulan juga bekerja di bidang medis. Akhir tahun lalu, dia berhasil membuat prototipe finalnya dan mendapatkan paten atas namanya.

Dengan layar sentuh di vending machine itu, pembeli bisa memperoleh beberapa produk pertolongan pertama. Kalau mau, bisa langsung membeli satu paket yang dijual mulai USD 6. 

Taylor katanya sangat berdedikasi pada proyeknya ini sehingga sering lupa waktu. "Namun walau sudah sukses, dia tetap rendah hati dan suka membantu," kata salah seorang gurunya, Clarinda Jones. Good luck, Taylor!