TangerangNews.com

Alasan Mengapa Politikus Berselingkuh?

| Sabtu, 30 Januari 2010 | 21:54 | Dibaca : 23228


Bill Clinton (realscoop / realscoop)



 

TANGERANGNEWS-Skandal perselingkuhan bisa menjadi kartu mati bagi seorang politikus. Lihat saja apa yang terjadi dengan Mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton. Tetapi, mengapa tetap saja banyak politikus AS yang berani bermain-main dengan api?
 
Gubernur South Carolina Mark Sanford, Senator Nevada John Ensign, Senator Louisiana David Vitter, Mantan Ketua DPR Newt Gingrich, mantan kandidat presiden dari Partai Demokrat John Edwards dan Gary Hart, Mantan Gubernur New York Eliot Spitzer, Mantan Walikota New York Rudy Giuliani, Gubernur New York saat ini David Paterson adalah beberapa politikus AS yang tersandung skandal seks.
 
Stanley Renshon, psikolog politik di City University of New York, mengemukakan salah satu alasannya. "Narsisisme adalah risiko pekerjaan bagi pemimpin-pemimpin politik. Anda harus mempunyai ambisi dan ego yang sangat besar untuk mengejar jabatan," kata Renshon.
 
Fred Greenstein, profesor emeritus ilmu politik di Universitas Princeton, menyebut faktor adrenalin. "Untuk beberapa orang, keasyikan melakukan aktivitas seksual terlarang bisa memberi kepuasan yang sama seperti halnya berpolitik," terang Greenstein.
 
Banyaknya perselingkuhan yang melibatkan para politikus AS ini juga dapat dijadikan petunjuk mengenai jenis orang yang tertarik terjun ke politik. Biasanya mereka sangat mencintai diri sendiri, gila pengakuan dan bernafsu mendapat dukungan.
 
Mereka juga suka pujian dan sering dikelilingi para penjilat. Mereka berpikir peraturan tidak berlaku bagi mereka dan merasa tidak akan tersentuh hukum. Sebagai pemimpin, mereka juga suka melanggar janji dan bermanipulasi. Mereka mungkin pengambil risiko dan cenderung mementingkan diri sendiri.
 
Alasan sederhana seperti merasa yakin tidak akan ketahuan juga termasuk salah satunya. Alasan-alasan para politikus ini berselingkuh mungkin tidak berbeda dengan yang dipakai mereka yang bukan politikus. Pun tidak berarti mereka lebih sering berselingkuh ketimbang orang-orang biasa. Cuma bedanya adalah konsekuensi yang harus ditanggung. "Mereka layaknya hidup di dalam akuarium, dan ini memiliki tanggung jawab dan akibat," ujar Renshon. Ia menambahkan politikus yang menjalin hubungan rahasia tidak hanya mengkhianati kepercayaan keluarganya, tetapi juga publik. (ap)