TangerangNews.com

Tradisi Unik Warga Cilenggang saat 1 Muharram, Adzan Disetiap Perempatan

Yudi Adiyatna | Selasa, 11 September 2018 | 15:00 | Dibaca : 4035


Masyarakat di Kelurahan Cilenggang, Kecamatan Serpong Kota Tangsel menggelar karnaval dan pawai obor mengelilingi kampung yang diikuti sekitar 600-an warga. (@TangerangNews / Yudi Adiyatna)


TANGERANGNEWS.com-Tahun Baru Islam 1440 Hijriyah yang jatuh pada Selasa, (11/9/2018) ini dirayakan berbagai umat Muslim diberbagai tempat dengan aneka kegiatan.

Mulai dengan mengadakan karnaval, pawai obor, berdoa saat 1 Muharam atau melakukan ritual adat yang dikenal dengan tradisi malam 1 Sura.

Di Kelurahan Cilenggang, Kecamatan Serpong Kota Tangsel, masyarakat setempat berkumpul di sebuah lapangan yang dinamakan Lapangan PTP Cilenggang, untuk menggelar karnaval dan pawai obor mengelilingi kampung yang diikuti sekitar 600-an warga. 

Namun yang unik, sebagai salah satu kelurahan yang memiliki banyak situs bersejarah di wilayah Tangsel ini, tradisi peringatan menyambut 1 Muhharam tak hanya diisi dengan arak-arakan pawai obor dan kendaraan hias mengelilingi kampung.

Namun, masyarakat setempat pun memiliki tradisi unik yakni Tapak Jalak atau melakukan Adzan di empat perempatan jalan di wilayah yang berbatasan langsung dengan kawasan elite BSD ini. 

Menurut Tubagus Imamudin, Ketua Yayasan Tubagus Muhamad Atief Serpong saat ditemui Tangerangnews.com di lokasi acara menerangkan, tradisi Tapak Jalak merupakan salah satu kearifan lokal yang sampai saat ini masih dipertahankan masyarakat Cilenggang. Tradisi ini menurutnya telah dijalankan lebih dari setengah abad. 

"Ini kegiatan budaya kearifan lokal . Kita tidak menghilangkan ritual yang memang sudah menjadi pakem kita yakni tapak jalak. Tapak jalak itu di tiap perempatan kita melakukan Adzan oleh anak lelaki yang belum baligh dibawah 12 tahun dan disitu kita sambil berdoa," terang Imamudin.

Dijelaskannya, pemilihan anak laki-laki di bawah dua belas tahun untuk melakukan adzan, dikarenakan belum baligh dan dianggap masih suci dari perbuatan dosa, sehingga dipercaya bisa "mengunci" wilayah Cilenggang dengan ritual tersebut dari hal-hal negatif yang akan masuk ke wilayah kampung mereka.

"Ini untuk ngonci, dimaknai dengan empat titik. Ini empat penjuru (mata angin). Supaya ditutup semua yang mau jahat ke Kampung Cilenggang jadi enggak jahat yang niat enggak baik jadi baik. Sehingga dilantunkan adzan," paparnya.

Dalam praktiknya, ratusan warga yang mengarak obor mengelilingi kampung ini pun nantinya akan berhenti di empat titik perempatan yakni, Perempatan PTP Cilenggang, Perempatan Pelayangan, Perempatan Lapangan Sunburst BSD dan Perempatan Cilenggang Dua atau Liposos.

Senada dengan Tb Imamudin, Sejarawan asal Cilenggang Tb Sos Rendra pun berharap agar Kelurahan Cilenggang kedepan dapat lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah, mengingat banyaknya situs budaya dan sejarah yang ada di Kelurahan tersebut.

#GOOGLE_ADS#

"Di Cilenggang ada makam Kramat Tb Muhamad Atif (anak Sultan Maulana Yusuf), Masjid Al Ikhlas, Rumah Belanda, Klenteng Boey Han Bio hingga Tugu Perjuangan Rakyat Serpong yang harus dilestarikan," ujar Sos Rendra.

Sementara itu, Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany yang hadir dalam peringatan 1 Muharam di Lapangan PTP Cilenggang berpesan agar tradisi yang telah rutin dijalankan ini tetap dilestarikan. Dirinya pun berpesan para generasi muda agar mengetahui pesan dan nilai yang terkandung dalam tradisi yang sarat makna tersebut.

"Bahwa Tapak Jalak ini kegiatan rutin. Mudah-mudahan ini jadi pembelajaran bagi anak kita. Semoga kegiatan ini tidak hanya berkumpul nyalain obor dan Adzan di tiap perempatan. Tapi juga disampaikan maksudnya dan disampaikan pesan agamanya pada anak-anak kita," pesan Airin.(RAZ/RGI)