TangerangNews.com

Kepalanya Terus Membesar, Warga Solear Ini Butuh Bantuan

Maya Sahurina | Rabu, 17 Oktober 2018 | 14:00 | Dibaca : 2331


Tatang, 55, Warga Kampung Cikareo RT 06/03, Desa Cikareo, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, menderita penyakit aneh yang membuat kepalanya membesar. (@TangerangNews / Maya Sahurina)


TANGERANGNEWS.com-Tatang, 55, hanya bisa terbaring lemah di kamar sejak kepalanya tiba-tiba membesar. Warga Kampung Cikareo RT 06/03, Desa Cikareo, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang itu telah tiga tahun bergelut dengan penyakit aneh tersebut.

Dituturkannya, pembesaran di kepala itu dialaminya sejak tiga tahun yang lalu. Awalnya ia sering menderita sakit kepala.

"Lalu muncul bentol-bentol di kepala," tuturnya dengan suara parau saat ditemui awak media di kediamannya, Rabu (17/10/2018).

Berbekal kartu kepesertaan BPJS Kesehatan, ia pun kemudian memeriksakan diri ke RSUD Balaraja. Awalnya ia hanya berobat jalan, lalu pada saat datang kedua kalinya, Tatang pun harus dirawat inap.

Namun, lanjut dia, pihak RS kemudian merujuk ke RS Siloam, Karawaci. Karena pihak RSUD Balaraja keterbatasan perlengkapan medis dan dokter spesialis untuk menangani pembesaran di kepalanya.

"Awalnya diagnosa getah bening, kemudian kanker. Saya juga enggak tahu mana yang benar," imbuhnya.

#GOOGLE_ADS#

Tatang yang tidak memiliki pengetahuan bagaimana menjalani rujukan pihak RSUD Balaraja itu pun kebingungan, ia kemudian memilih pulang.

"Saya bingung enggak tau gimana cara ngurus-ngurusnya. Gak punya biaya juga untuk berangkatnya. Pas ke RSUD Balaraja aja diantar mobil desa," sela istri Tatang, Emun, 50 tahun yang setia mendampingi suaminya itu.

Selain di kepala, penyakit itu juga mulai menyerang mata Tatang. Pembesaran mulai terjadi di mata kirinya.

"Ya cuma bisa pasrah aja, pengennya bisa sembuh, tapi mau gimana lagi. Udah coba pengobatan alternatif juga tapi ya tetap begini-begini aja," tambah Emun.

Bahkan, lanjutnya, selama tiga bulan terakhir kondisi suaminya tersebut semakin parah. Tatang kerap tidak bisa tidur karena menahan sakit itu.

"Saya enggak tahu harus gimana lagi. Mau berobat juga enggak punya biaya," imbuhnya diiringi isak tangis.(RAZ/RGI)