TangerangNews.com

Jelang Imlek, Omzet Koh Wawan di Pasar Lama Capai Rp10 Juta

Achmad Irfan Fauzi | Minggu, 3 Februari 2019 | 18:19 | Dibaca : 2660


Pedagang kue keranjang di Pasar Lama, Kota Tangerang. (TangerangNews/2019 / Achmad Irfan Fauzi)


 

TANGERANGNEWS.com-Menjelang Tahun Baru Imlek, pedagang kue keranjang di Pasar Lama dapat meraup keuntungan fantastis. Dalam sehari berjualan, mereka bisa mengantongi keuntungan kotor hingga Rp10 juta. 

Sebut saja Hendra Mulyawan, 41, yang akrab disapa Koh Wawan, salah satu di antara penjual makanan dan pernak-pernik khas imlek.

“Kue keranjang itu kan rasanya manis, jadi kalau imlek itu memang harus ada. Selain kue keranjang biasanya pengunjung juga membeli dodol, permen dan makanan manis lainnya. Ini karena manis itu dianggap mendatangkan rezeki dalam budaya Tionghoa,” katanya di rumah toko (Ruko) tempat ia berjualan, Minggu (3/2/2019).

Selain karena manis, kue keranjang juga mempunyai makna tersendiri dari penyusunannya yang ditumpuk-tumpuk. Kata dia, penumpukan dilakukan dengan jumlah ganjil seperti tiga, lima, tujuh, sembilan dan tiga belas.

“Jadi semakin banyak tumpukannya semakin banyak juga rezeki yang didapatkan,” jelasnya.

Bentuknya yang bulat juga bukan tanpa arti, hal tersebut bermakna agar keluarga yang merayakan imlek dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekat dalam menghadapi tahun baru yang akan datang.

Untuk bahan membuat Kue Keranjang itu sendiri, lanjut Koh Wawan hanya dengan tepung ketan dan gula.

“Untuk pembuatannya membutuhkan waktu sekira 18 jam jika memakai kayu bakar, bisa sih lebih cepat jika masaknya tidak dengan kayu namun rasanya akan berbeda,” ungkapnya.

Koh Wawan mulai menjual kue-kue dan pernak-pernik khas imlek sekira satu bulan sebelum imlek.

"Mereka biasanya beli jauh-jauh hari, ada yang satu bulan sebelumnya. Ada juga yang beli 14 hari sebelum imlek, pembeli terus ramai hingga H-3. Kalau saya jualan di sini sudah puluhan tahun, tapi jualannya mengikuti tren yang ada,” tuturnya. 

#GOOGLE_ADS#

Saat ini Koh Wawan sudah tidak lagi menjual Kue Keranjang buatan sendiri, ia hanya menjual titipan pedagang-pedagang lainnya.

“Ada buatan Nyonya Lauw, ada juga produksi yang lain. Kalau yang Nyonya Lauw harganya Rp50 ribu per kilogram, sedangkan kalau merk lainnya dijual di bawah harga Rp40 ribu,” ucapnya.

Selama sekira setengah bulan terakhir, kata Koh Wawan, hasil penjulan Kue Keranjangnya mendatangkan banyak rezeki. Dalam sehari, ia bisa mendapat omzet Rp5-10 juta.

"Rp10 juta itu gabungan baik dari makanan dan pernak-pernik imlek, tapi untuk Kue Keranjang saja penjualannya minimal dalam satu hari itu mencapai Rp5 juta. Bahkan seringnya lebih,” ujarnya.

Untuk pembeli Kue Keranjang sendiri, Koh Wawan sering didatangi warga keturunan Tionghoa dari berbagai wilayah. Kebanyakan mereka merupakan pelanggan tetap yang selalu membeli makanan dan pernak pernik khas Imlek kepada Koh Wawan.

“Ada yang dari Karawaci, Pintu Air, Gading Serpong, dan banyak lagi dari daerah-daerah lainnya,” urainya. 

Lebih lanjut, setelah menjual kue keranjang menjelang imlek, ia menjualnya saat perayaan Ceng Beng, Cit Kue atau seperti perayaan valentine orang yang sudah meninggal, Pegue atau hari makan kue bulan.

"Saya selalu menyesuaikan apa yang saya jual dengan hari raya Tionghoa,” paparnya.(RAZ/HRU)