TangerangNews.com

Belasan Ribu Siswa Berebut 7000 Kursi SMPN di Tangsel

Rachman Deniansyah | Minggu, 23 Juni 2019 | 18:53 | Dibaca : 876


Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel, Taryono, dalam sebuah kegiatan beberapa waktu yang lalu. (@TangerangNews / Rachman Deniansyah)


TANGERANGNEWS.com-Belasan siswa lulusan Sekolah Dasar (SD) merebutkan 7.000 kursi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) yang tersedia di Tangerang Selatan, pada Masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP tahun 2019.

Namun Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Tangsel, Taryono mengaku, dari jumlah tersebut, terdapat 11.000 siswa yang sudah terkonfirmasi akan melanjutkan di SMP swasta. 

"Dari jumlah 320 SD dan MI di Tangsel, terdapat 23.000 lulusan. Namun 11.000 diantaranya, sudah mendaftar di sekolah swasta. Jadi sisanya terdapat sekitar 12 ribuan yang berebut untuk masuk ke SMPN di Tangsel," jelas Taryono saat menggelar Media Gathering di Bukit Pelayangan Resto, Jalan Cilenggang I No.53, Cilenggang, Serpong, Tangsel, Minggu (23/6/2019).

Sementara, kata Taryono, jumlah SMPN di Tangsel hanya terdapat sebanyak 22 sekolah. Dengan jumlah kuota penerimaan siswa baru sebanyak 7.000.

"Dari pengalaman dua tahun terakhir, yang masuk sistem hanya ada 11.000, jadi sisanya yang sekitar 1000-2000 siswa mendaftar di luar Tangsel, contohnya mungkin seperti pesantren atau lainnya," terangnya. 

#GOOGLE_ADS#

Nantinya, semua siswa tersebut akan menjalani masa PPDB yang telah diatur sesuai dengan Pemendikbud nomor 51/2019 yang telah ditetapkan. 

Untuk di Tangsel sendiri, Taryono menyebutkan akan membagi beberapa jalur, yakni Jalur Zonasi Jarak sebesar 30%, Jalur Zonasi Prestasi Akademik 45%, Jalur Prestasi Luar Zona sebesar 5%, Jalur Keluarga Tidak Mampu, Disabilitas/Inklusi, dan Aparatur Negara sebesar 10%, Jalur Prestasi Perlombaan dalam Zona 5% dan jalur perpindahan orang tua dari luar zona sebesar 5%.

"Jadi khusus jalur prestasi akademik, kita menyediakan peluang bagi para siswa yang memiliki nem (nilai USBN) tinggi namun secara jarak jauh dari sekolah," tuturnya.(RAZ/RGI)