TangerangNews.com

Kecap Legendaris SH Dibagikan di Novotel Tangerang

Rangga Agung Zuliansyah | Kamis, 29 April 2021 | 15:40 | Dibaca : 4438


Kecap SH (Siong Hin) dinikmati dengan kuliner soto. (Istimewa / Istimewa)


 

TANGERANGNEWS.com-Kota Tangerang ternyata turut menyimpan warisan kuliner yang hingga kini masih menjadi primadona. Kecap SH (Siong Hin) adalah salah satu warisan yang selalu dijaga keasliannya hingga saat ini.

Sebagai salah satu destinasi bisnis dan wisata, Novotel Tangerang turut melestarikan warisan khas Kota yang berjuluk Kota Seribu Industri tersebut. Kecap yang hanya diproduksi di Tangerang itu, akan diperkenalkan kepada tamu yang menginap.

 

“Kota Tangerang ini memiliki beberapa warisan budaya dan sejarah. Sebagai daerah yang memiliki akulturasi dari Betawi, Sunda, dan Tionghoa, kota ini memiliki cita rasa kuliner yang tidak kalah dari kota lainnya di Indonesia,” ucap General Manager Novotel Tangerang Windiarto, Kamis (29/4/2021).

 

Kecap SH merupakan salah satu warisan asli dari Kota Tangerang yang diproduksi secara turun temurun sejak 1920 silam. Sekarang kecap ini banyak digunakan berbagai usaha kuliner rumahan hingga restoran berbintang.

 

Sebenarnya, ada berbagai merk kecap lainnya yang ada di Kota Tangerang, namun Kecap SH tetap menjadi primadona bagi siapapun yang ingin berwisata kuliner.

 

"Keunikan dari kecap ini adalah kecap manisnya yang tetap memiliki sedikit rasa asin sehingga menjadikannya sangat gurih di lidah," ungkap Windiarto.

#GOOGLE_ADS#

Novotel Tangerang melalui program Rediscover Indonesia yang digagas oleh Accor Hotels, turut memberikan dukungan kepada pelaku usaha UMKM dan melestarikan warisan dari Kota Seribu Industri ini. 

 

Tamu yang datang, dapat menginap dengan campaign program Rediscover Indonesia, otomatis mereka akan dapat mencicipi kenikmatan dari Kecap SH ini. 

 

"Harapan kami adalah masyarakat semakin mengenal warisan-warisan di masing-masing daerah. Karena bagaimanapun juga, buah karya yang melegenda ini tetap dapat bersaing dengan produk lainnya hingga produk impor sekalipun,” tutup Windiarto.