TangerangNews.com

Rezeki Pengusaha Percetakan di Tangsel Dibanjiri Orderan Kartu Vaksin

Rachman Deniansyah | Rabu, 11 Agustus 2021 | 21:05 | Dibaca : 545


Kartu Vaksin COVID-19. (@TangerangNews / Rachman Deniansyah)


TANGERANGNEWS.com-Pandemi COVID-19 nyatanya tidak hanya berdampak negatif bagi masyarakat. Di sisi lain, pagebluk ini justru mendatangkan rezeki. 

Seperti yang dirasakan oleh Irfan, salah satu pengusaha percetakan KJU Printing yang berlokasi di wilayah Setu, Tangerang Selatan. 

Tingginya minat masyarakat yang berbondong-bondong untuk mengikuti program vaksin, ternyata menjadi peluang usaha yang sangat menjanjikan baginya. 

#GOOGLE_ADS#

Ia kini disibukkan dengan pesanan untuk mencetak sertifikat yang didapati setelah peserta melakukan vaksinasi menjadi sebuah kartu layaknya Kartu Tanda Penduduk (KTP). 

"Jadi dengan bentuk kartu, mungkin masyarakat merasa lebih simpel. Karena kalau online, handphone itu suka mati atau low. Jadi ini memudahkan saja," kata Irfan kepada TangerangNews.com pada Rabu, 11 Agustus 2021. 

#GOOGLE_ADS#

Tak tanggung-tanggung, pesanan yang diterimanya kini cukup fantastis. Bahkan dalam waktu sepekan saja, ia dapat pesanan hingga seribu keping kartu. 

"Iya Alhamdulillah. Perhari itu bisa 100 kartu. Bahkan sekarang itu sampai ada yang antre," tuturnya. 

Pesanan percetakan kartu vaksin itu, kata Irfan, kini turut menambal sepinya orderan lain, seperti kartu undangan, kalender, dan sebagainya. 

"Ya dulu sempat turun. Pesanan jatuhnya saya maksain, sehari hanya satu percetakan, kaya undangan atau apa gitu. Sekarang Alhamdulillah kartu vaksin," imbuhnya. 

#GOOGLE_ADS#

Bahkan atas banjirnya pesanan itu, ia kini dapat mengumpulkan omzet hingga Rp800 ribu perhari. 

"Saya menawarkan harga Rp10 ribu untuk personal, kalau kolektif itu bisa dapat Rp8 ribu. Ya lumayan, kalau umpama sehari 100 keping, berarti bisa Rp800 ribu perhari," paparnya. 

Irfan mengatakan, pada percetakan kartu vaksin ini, masyarakat tak perlu khawatir atas penyalahgunaan data pribadi. 

"Tenang saja, karena setiap percetakan itu tidak ada data identitas yang kami simpan. Jadi setelah dicetak, langsung dihapus. Saya pun meminta karyawan saja untuk tidak melakukan penyimpangan," pungkasnya.