TangerangNews.com

Jadi Sopir Ambulans Tidak Hanya Jago Nyetir, Hal Ini Juga Harus Dipahami

Achmad Irfan Fauzi | Senin, 29 November 2021 | 15:18 | Dibaca : 805


Pelatihan khusus terhadap para supir ambulans di area Rumah Sakit (RS). (@TangerangNews / Achmad Irfan Fauzi )


TANGERANGNEWS.com-Menjadi sopir ambulans bukan profesi yang kaleng-kaleng. Banyak yang harus dikuasai dengan sangat baik untuk membawa mobil prioritas tinggi ini.

Selain harus jago menyetir mobil, sopir ambulans juga harus memiliki pengetahuan tentang kondisi pasien yang dibawanya serta peralatan medis yang berada di dalamnya.

Terkait pentingnya kontribusi sopir ambulans terhadap keselamatan pasien yang dibawa, RS Sari Asih bersama Tim SAR Banten, IOF Indonesia (Federasi Off Road) dan Pro EM Imanicare mengadakan pelatihan khusus terhadap para supir ambulans.

“Pelatihan dilaksanakan selama dua hari yang terbagi dua sesi, secara online dan offline. Para peserta yang mendapat pelatihan berasal dari driver rumah sakit, ambulans klinik, ambulans sosial, yayasan sosial juga mahasiswa,” ujar Dokter Umum RS Sari Asih dr Laras Alditsa Surya Kusumaningat, Senin 29 November 2021.

Pada pelatihan ini, para sopir ambulans dibekali pengetahuan bagaimana mengendarai mobil dengan cepat, tetapi aman. Tidak asal membunyikan sirine sehingga bisa membedakan dengan sirine mobil pemadam kebakaran dan sirine lainnya.

“Mereka juga perlu paham dengan rambu-rambu lalu lintas. Tidak asal cepat, tapi tetap memperhatikan rambu-rambu agar tidak menambah korban,” terang dr Laras yang juga Ketua Panitia Pelatihan Sopir Ambulans.

#GOOGLE_ADS#

Menurut dr Laras, sopir ambulans adalah individu yang bukan teknis dalam medis tapi terlatih. Melihat substansinya yang penting, para sopir ambulans haruslah individu yang paham dengan peralatan medis yang terdapat di dalam kendaraanya.

Pelatihan yang didampingi oleh para dokter dan ahli ini sekaligus memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya driver ambulans tentang bagaimana cara yang aman dalam berkendara ambulans dan penanganan pasien sebagai awam terlatih saat membawa pasien ke tempat tujuan.

Dalam pelatihan tersebut, para sopir pun turut dibekali pelatihan Bantuan Hidup Dasar untuk awam, agar dapat memberikan penanganan awal jika terjadi kondisi darurat saat membawa pasien ke tempat rujukan. 

“Melihat kondisi pasien, membawa pasien dengan aman setelah kita yakin dalam kondisi aman, membawa pasien menggunakan flat bone kemudian dipindah ke bed ambulans dengan kepala terlebih dahulu, pasien diamankan dengan sabuk bed agar tidak jatuh terguling, serta menggunakan oksigen yang sesuai kebutuhan pasien tergantung dari saturasi oksigen pasien,” terang dr Laras.

Jadi, profesi sopir ambulans itu bukan tugas yang mudah. Selain jago nyetir, mereka juga dituntut punya pengetahuan dan skill tambahan untuk mendukung pekerjaannya, terlebih agar pasien dan tim medis yang dibawa merasa aman dan nyaman cepat sampai tujuan.