TangerangNews.com

Kasus Covid-19 di Tangsel Meroket, Ratusan Pasien Dirawat dan 1 Meninggal

Rachman Deniansyah | Selasa, 18 Januari 2022 | 21:49 | Dibaca : 6069


Koordinator Rumah Lawan COVID-19 Kota Tangerang Selatan Suhara Manullang. (@TangerangNews / Rachman Deniansyah)


TANGERANGNEWS.com-Penularan kasus Covid-19 di wilayah Tangerang Selatan per 18 Januari 2022, mengalami lonjakan yang cukup tinggi. Terdapat pertambahan puluhan kasus dalam sehari. 

Data tersebut dipaparkan di dalam laman resmi https://lawancovid19.tangerangselatankota.go.id. 

Tren lonjakan kasus mulai terlihat sejak pekan kedua Januari 2022 ini. Pada hari ini saja, terdapat 80 kasus penularan baru yang ditemukan.

Sehingga tercatat, saat ini ada sebanyak 270 pasien yang masih menjalani perawatan, dengan satu pasien dinyatakan meninggal dunia. 

Ratusan pasien yang masih dinyatakan positif itu, kini tengah menjalani masa karantina, baik isolasi mandiri, penanganan medis di rumah sakit, ataupun perawatan di Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Kota Tangsel. 

Koordinator RLC Kota Tangsel Suhara Manullang memaparkan dari ratusan pasien itu, 30 di antaranya dirawat di tempat karantina terpusat di Tangsel.

#GOOGLE_ADS#

"Ya hari ini ada enam pasien baru yang masuk. Sehingga total ada 30 pasien. Terdiri dari 14 pria dan 16 wanita. Lalu tadi ada dua orang yang pulang dan sembuh, satu di antaranya Omicron," paparnya.

Ia menuturkan, lonjakan kasus ini mulai terlihat sejak usai masa libur Natal dan Tahun Baru.

"Seiring dengan penambahan di Jakarta. Tangsel juga ya menjadi epicentrum Jakarta dan perbatasan. Pemerintah Pusat memprediksi Februari ya puncaknya," tuturnya.

Hal itu pun membuat RLC dan fasilitas kesehatan lain di Tangsel terus bersiaga menghadapi lonjakan ini.

Namun ia lebih menganjurkan agar masyarakat dapat menjalani isolasi terpusat jika suatu saat terpapar Covid-19. 

Hal itu akan dapat berpengaruh untuk menekan kasus penularan. Terutama dalam mengurangi jangkauan kontak erat saat dinyatakan positif Covid-19. 

"Mengingat isolasi di rumah banyak kendala. Siapa yang memantau, karena kan di rumah juga ada keluarga, orang tua, dan sebagainya. Kita ini kan punya RLC, kenapa tidak dimanfaatkan? Jadi pasien dapat dirawat dengan tenang dan keluarga lainnya bisa beraktivitas," tandasnya.