TangerangNews.com

Waspada Bahaya Modus Grooming Pelecehan Seksual pada Anak & Remaja di Tangerang

Achmad Irfan Fauzi | Kamis, 30 Juni 2022 | 17:28 | Dibaca : 564


Nita Kiki, Wakil Ketua I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Tangerang dalam acara webina bahaya grooming, Kamis 30 Juni 2022. (@TangerangNews / Achmad Irfan Fauzi)


TANGERANGNEWS.com-Orang tua di Kota Tangerang diminta harus lebih waspada dengan modus iming-iming kedekatan, atau grooming dalam kejahatan seksual pada anak yang kini banyak terjadi.

“Dengan itu, para istri ASN Pemkot Tangerang lebih memahami, mencegah hingga meminimalisir kemungkinan terjadinya grooming pada anak-anak kita," ujar Nita Kiki, Wakil Ketua I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Tangerang dalam acara webina bahaya grooming, Kamis 30 Juni 2022.

Kegiatan webinar ini diikuti ratusan anggota DWP dari OPD, kecamatan hingga kelurahan secara hybrid. Menurutnya, pendidikan secara webinar ini ditujukan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam terkait kejahatan seksual pada anak dan remaja khususnya dengan modus grooming. 

"Tak terkecuali, dengan ilmu yang didapat juga dapat dishare ke lingkungan sekitar, untuk menjaga anak-anak di lingkungan sekitar. Bahkan, dapat mengambil peran dalam penekanan angka kasus pelecehan atau kejahatan seksual pada anak di Kota Tangerang,” ungkap Nita.

Psikolog, Seto Mulyadi alias Kak Seto yang juga hadir dalam webinar menjelaskan, grooming merupakan upaya orang dewasa untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan ikatan emosional dengan seorang anak atau anak di bawah umur. 

#GOOGLE_ADS#

“Dalam modus ini, pelaku melakukan manipulasi, mengeksploitasi, bahkan melecehkan korban. Hal ini, sangat berdampak pada kondisi kesehatan mental korban, dan dapat meningkatkan depresi, trauma, gangguan kemasan, gangguan kepribadian dan sebagainya. Maka, orangtua harus mengenal dan mengetahui cara penanganannya yang tepat,” papar Kak Seto.

Ia mengimbau, para orangtua untuk tidak ragu melakukan edukasi seks sejak dini, tentu dengan cara yang baik dan tepat. Selain itu, selalu tumbuh menjadi orangtua yang dapat menjadi sahabat dan panutan para anak-anak. 

“Terpenting, membangun komunikasi diskusi sejak dini, sehingga anak-anak terbiasa terbuka atas apa yang mereka rasakan atau mereka alami disetia harinya. Pastinya, tidak ragu datang ke psikolog jika kondisi anak memang membutuhkan penanganan yang serius. Daripada terlambat dan merusak masa depan sang anak,” pungkas Kak Seto.