TangerangNews.com

Warga Cina Benteng Rayakan Imlek Dengan Cemas

| Senin, 31 Januari 2011 | 17:46 | Dibaca : 31892


Edi Lim Ketua Forum Masyarakat Kampung Benteng (tangerangnews / rangga)


TANGERANGNEWS-Perayaan Imlek yang jatuh pada tanggal 3 Februari ini menjadi perayaan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya bagi warga Cina Benteng yang tinggal di bantaran sungai Cisadane, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.

Mereka diliputi perasaan cemas karena adanya rencana menertiban bantaran kali oleh Pemerintah Kota Tangerang terhadap tempat tinggal mereka. Hal tersebut diakui salah satu warga Cina Benteng, Edi Lim. Menurutnya, rencana penertiban tersebut mempengaruhi psikis warga sehingga kemungkinan perayaan imlek tidak semeriah seperti sebelumnya. “Memang pengaruhnya sangat besar, warga merasa tidak nyaman lagi dan selalu khawatir, apakah nantinya setelah perayaan Imlek ini mereka tetap bisa tinggal disini atau digusur,” paparnya, hari ini.

Edi yang juga Ketua Forum Masyarakat Kampung Benteng ini menyebutkan, ada sekitar 350 kepala keluarga yang tinggal di bantaran sungai Cisadane dan sekitar 90 persennya etnis Tionghoa. Perayaan imlek kali ini, kata dia, akan dilakukan secara sederhana, dianaranya membuat kue-kue, bersilaturahmi bersama keluarga dan melakukan sembayangan kepada leluhur.

“Kita tidak merayakan yang besar-besaran, kita lebih berkonsentrasi memikirkan apa yang harus kita lakukan sesudah Imlek ini agar tidak tergusur,” katanya.

Menurut Edi, masalah penertiban warga bantaran kali ini sudah dalam tahap mediasi di pemerintah pusat untuk mencari solusi terbaik. Pihaknya sendiri mengajukan solusi dengan penataan ulang rumah warga di bantaran kali. Dari sebelumnya penggusuran dilakukan 20 meter dari bibir sungai, dikurangi menjadi 10 meter.

“Bangunan di bantaran kali siap mundur 10 meter saja, dengan demukian cuma sebanyak 55 kepala keluarga (KK) saja yang tergusur. Karena kalau sampai 20 meter, maka sebanyak 350 kepala keluarga (KK) akan tergusur,” ungkapnya

Seandainya mediasi gagal dan tetap akan menertibkan rumah-rumah warga, kata dia, makan warga akan melakukan perlawanan hingga bunuh diri masal. “Hal ini kita lakukan sebagai uaya terakhir. Kita sudah tidak punya apa-apa lagi, dengan terjepitnya ekonomi, kita sudah pasrah, jalan satu-satunya yah bunuh diri,” tegas Edi Lim.

Meski demikian, warga cina Benteng berharap kepada leluhur pada agar pada imlek ini mendapat solusi yang baik. “Semoga tahun baru yang juga merupakan tahun kelinci ini bisa sesuai dengan kecemerlangan emas dimana keberhasilan ada dipihak kita,” papar Edi. (RANGGA ZULIANSYAH)