TANGERANGNEWS-Panwaslu Tangsel membuka formulir bagi para mahasiswa di kota pemekaran Kabupaten Tangerang itu untuk berperan serta aktif dalam mengawasi pemungutan suara ulang (PSU) pemilukada Tangsel. Jumlah pengawas lapangan yang berasal dari mahasiswa diharap mencapai 1.890 orang, sama seperti jumlah TPS di Tangsel.
Demikian yang dikatakan Sarono Budihardjo, Ketua Panwaslu Tagsel, Jumat (4/2). "Kami sudah berkirim surat kepada sembilan universitas di Tangsel, untuk menjalin kerjasama. Formulir pendaftaran bagi pengawas lapangan itu kami bukan mulai 4 - 15 Februari," ucapnya.
Kesembilan universitas itu adalah UIN Ciputat, UMJ, Unpam, STAN, STIKES, ITI, BSI, UT, dan STP Sahid.. "Formulir pendaftaran selain di sekretariat Panwaslu Tangsel, juga bisa di BEM masing-masing universitas," tandasnya.
Menurut Sarono, pengerahan mahasiswa dalam jumlah besar dalam mengawasi PSU adalah sebagai bentuk konkret respon Panwaslu Tangsel atas permintaan Komisi I DPRD Provinsi Banten dan Bawaslu. "Katanya supaya pengawasan itu optimal, tiap TPS harus ada satu orang pengawas Panwaslu. Maka kami gandeng mahasiswa, karena mereka kami anggap cukup netral," ucapnya.
Para mahasiswa itu kata Sarono akan dibayar Rp 150.000/orang. Pada saat menjalani tugasnya, mahasiswa itu juga dilengkapi, surat tugas, topi, buku panduan, dan jaket dari masing-masing almamater. Jumlah pengawas PSU lebih banyak dibandingkan saat pemilukada pertama, 13 November 2010, yang mencapai 1.000 orang. "Mudah-mudahan dengan jumlah yang lebih banyak ini, fungsi pengawasan lebih baik sehingga hasil PSU juga lebih baik," tandas Sarono.
Sebuah organisasi kemasyarakatan, Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Tangsel, juga menyatakan niat mereka membantu Panwaslu, yakni turut sebagai pengawas. FPK mengajukan proposal kepada Panwaslu Tangsel sejak Senin (30/1) lalu.
"Kami melihat pada pemilukada pertama fungsi pegawasan kurang optimal, karena itu kami tergerak untuk bekerjasama membantu Panwaslu," kata Abba Taher, Ketua FPK Tangsel. (DIRA DERBY)