TangerangNews.com
Manajeman RS Awal Bros Tertutup
| Rabu, 2 Maret 2011 | 18:03 | Dibaca : 1552335
Maurin Angela, bayi perempuan berusia 8 bulan, yang
tinggal di Jalan Besi Raya No 27, RT 05/15, Perum II, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, diduga menjadi korban mal praktek setelah dirawat di Rumah Sakit Awal Bros Tangerang.
(tangerangnews / dira)
TANGERANGNEWS-Semenjak munculnya dugaan kasus mal praktek di RS Awal Bros, pihak RS tersebut tertutup. Bahkan wartawan yang berkali-kali datang ke RS itu, tidak mendapat informasi dari pihak RS. Alasannya, majajemn RS itu sedang tidak ada di sana. Begitu pun bagian humas, ketika dihubungi wartawan tidak satu pun yang mau memberikan keterangan.
Hanya pesan singkat yang diterima wartawan melalui soeorang staf humas bernama Mery Tarigan yang terbalas. “Sampai saat ini pihak manajemen belum bisa memberikan keterangan apapun. Kasusnya sedang dipelajari, kita pasti akan memberikan informasi kepada rekan-rekan wartawan,” singkatnya.
Sementara itu, Linda Kurniawati ,34, ibunda dari Maureen Angela, saat dihubungi rencana Menteri Kesehatan membentuk tim untuk mencari tahu penyebab anaknya bisa kehilangan jari itu mengaku, pihaknya senang masih diperhatikan pemerintah. Namun, itu semua tidak akan menghentikan keluarganya untuk meminta pertanggung jawaban dari RS Awal Bro. “Ya, kita tetap akan meminta mereka (RS Awal Bros) bertanggung jawab,” ujarnya.
Seperti diketahui sebelumnya, warga Jalan Besi Raya No 27 RT 005 RW 014, Perumnas II, Cibodas Baru, Kota Tangerang, Selasa (1/3), pada 15 November 2010 dia membawa putri tunggalnya itu RS Awal Bros di Jalan MH Thamrin, Kebon Nanas, Kota Tangerang karena sakit demam dan muntah-muntah.
Saat itu ditangani oleh dokter Robert Soetandio, dan diberi obat anti muntah,
obat penurun panas, dan obat batuk. Tapi setelah minum obat, malah makin panas.
Setelah diperiksa beberapa saat, dokter Robert merekomendasikan Maureen agar
dimasukkan ke UGD. Beberapa saat ditangani dokter di UGD, lalu Maureen
dipindah ke ruang ICU.
Saat di ruang ICU, dia melihat ada yang tidak beres, terhadap lengan kanan anaknya yang diperban. Dia minta pada dokter jaga untuk membukanya. Saat dibuka, Linda terkejut, karena lengan kanan anaknya jadi bengkak dan berwarna merah keungu-unguan. Menurut dokter Ida, yang jaga saat itu, akan normal kembali.
Berdasarkan keterangan dokter Ida, kata Linda, bengkak tersebut diakibatkan
oleh suntikan infus Bicnat yang dilakukan dokter di UGD.
Menurut Linda, selama dirawat di ICU, kondisi tangan Angel semakin parah. Bahkan membengkak dan bernanah dari ujung jari hingga pergelangan tangan. Linda bersama suaminya, Budi Kencana, sangat bingung dan panik melihat keadaan putrinya itu yang lahir 5 Juli 2010. Belum juga sembuh kondisi anaknya, Linda dan suami juga dipusingkan dengan biaya pengobatan tangan, biaya yang sangat besar selama berada di rumah sakit. Karena biaya perawatan di ICU Rp6 juta/hari.
"Saya dan suami berkali-kali mencoba menemui manajemen rumah sakit untuk
meminta penjelasan dan pertanggung jawaban, tetapi sangat sulit dan hanya ditemui
oleh dokter-dokter yang merupakan karyawan di sana. Setelah berulang-ulang kali meminta untuk bertemu, akhirnya tanggal 3 Desember 2010 saya
dapat bertemu. Dan hasilnya ternyata sangat mengecewakan, karena manajemen
hanya memberitahu kalau tindakan mereka telah benar sesuai SOP dan hanya
memberi penjelasan dengan alasan-alasan yang menggunakan istilah kedokteran
yang sangat-sangat saya tidak mengerti sama sekali," tutur Linda.
Jari Angel bahkan sudah melepuh, bernanah, dan rusak. Sampai pada 20 Desember 2010 kuku jari telunjuk putrinya lepas. Yang paling mengejutkan, pada 27 Desember 2010, dua ruas jari kelingking kanannya putus dengan sendirinya, dan menyisakan tulang yang masih menonjol di bekas putusan jarinya itu.
Pada 13 Januari 2011, RS Global Medika, mengirim surat yang ditanda tangani
oleh Direktur RS Awal Bros Tangerang, Kuntari Retno. Dalam surat itu manajemen RS Global Medika mengatakan bahwa permasalahan putusnya jari Maureen adalah dampak dan resiko yang dapat timbul dalam suatu proses tindakan pertolongan pemulihan terhadap sakitnya pasien. (DIRA DERBY)