TangerangNews.com

Kisah Ibu di Tangerang Berhasil Bimbing Anak Tunarungu Raih Medali di Peparprov Banten IV

Redaksi | Selasa, 3 Januari 2023 | 13:54 | Dibaca : 322


Para atlet Kontingen Kota Tangerang di Pekan Paralympic Provinsi (Peparprov) IV Banten. (@TangerangNews / Redaksi)


Oleh: Allya Nur Salwa, Mahasiswi Magang Universitas Muhammadiyah Tangerang

TANGERANGNEWS.com-Pekan Paralympic Provinsi (Peparprov) IV Banten yang digelar beberapa waktu lalu, tepatnya 6 Desember 2022 telah selesai.

Sejumlah atlet disabilitas di Kota Tangerang menorehkan prestasi yang gemilang di berbagai cabang olahraga (cabor).

Salah satunya seperti para atlet yang berasal dari Sekolah Khusus YKDW di Jalan Teuku Umar No 76, Kelurahan Nusa Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.

Kepala Sekolah Khusus YKDW 02 Tangerang Gani Mugni mengatakan, dirinya bangga terhadap para atlet lantaran membawa nama baik Sekolah Khusus YKDW untuk Kota Tangerang atau bahkan Banten.

"Ini sebagai motivasi, untuk adik-adik yang belum (meraih juara), bisa seperti kakak-kakak kalian. Ini sebagai bukti bahwa kita pasti bisa, kalian pasti bisa," ujar Gani saat acara pemberian penghargaan di Sekolah Khusus YKDW Kota Tangerang, Selasa 3 Januari 2023.

Adapun para atlet disabilitas yang meraih medali di antaranya Nur Zacky Al-Bathowi cabor bulutangkis (Medali Perak Ganda Campuran Tunarungu), Ferdi Bagus Riansya cabor renang (Medali Emas 100 meter Gaya Dada Tunarungu Putra).

Kurnia Mareta cabor renang (Medali Perunggu 100 meter Gaya Dada Tunarungu Putri), Theresia Diana Putri cabor bulu tangkis (Medali Perak Tunggal Putri Tunarungu).

Salah satu orang tua atlet disabilitas, Sati mengaku bangga bercampur terharu lantaran anaknya, Kurnia Mareta, berhasil meraih medali dalam ajang empat tahunan tersebut.

"Seneng dan sedih juga, bangga istilahnya. Dari kelas 6 SD sudah sering dapat medali," ujar Sati kepada TangerangNews.

Sati menuturkan, saat kelas 6 SD pada empat tahun yang lalu, Kurnia Mareta meraih dua perak dan satu perunggu. Sementara pada Peparprov IV Banten kali ini, anaknya itu mendapat tiga medali perunggu.

Ia memang sengaja melatih anaknya itu dengan mengikutsertakannya ke les renang sejak kelas 4 SD, dengan biaya Rp280 ribu per minggu.

Lalu pelatihnya melihat ada potensi dari Kurnia, sehingga saat kelas 6 SD kembali melanjutkan lesnya dan tidak lama kemudian didaftarkan untuk mengikuti ajang Peparprov III empat tahun lalu.

"Walaupun anak begini (tunarungu) seringkali dipandang sebelah mata, tetapi harus punya keahlian," katanya.

Selain ajang untuk disabilitas, Kurnia pernah mengikuti lomba umum yang digelar di Sekolah Tarsisius dan menjadi satu-satunya peserta dengan tunarungu, yang memenangkan satu medali emas dan satu medali perak.

Saat proses latihan, Sati mengaku kerap mengalami kesulitan. Sebab, anak disabilitas cenderung memiliki emosi yang tidak stabil.

"Kalau egonya lagi tinggi, saya bujuk-bujuk supaya semangat terus, baru kemudian mau berlatih lagi," jelas Sati.

Untuk hadiah perolehan lomba, Sati menabung hasilnya untuk membuka usaha yang nantinya akan dikelola oleh Kurnia sendiri ketika lulus sekolah kelak.

Ia pun meminta pemerintah agar tidak membeda-bedakan antara anak disabilitas dan anak normal. Sebab menurutnya, anak disabilitas pun mampu bersaing.

"Ciptakan lapangan pekerjaan buat anak-anak begini (disabilitas), mereka mampu dan bisa bersaing dengan anak-anak normal," tukasnya.

Sebagai informasi, Kota Tangerang sebagai tuan rumah Peparprov IV Banten meraih predikat runner up dengan raihan total 38 medali emas, 26 perak dan 19 perunggu. Sementara juara umum diraih oleh Kontingen dari Kabupaten Tangerang.