TangerangNews.com

2 Korban Tawuran Suporter Tewas, 1 Dirawat di Sari Asih

| Selasa, 19 April 2011 | 16:34 | Dibaca : 248277


Ahmad Badrul Hikam ,15, selamat dari amuk massa pendukung Persita Tangerang.Hikam menderita kaki patah dan tangan patah serta kepala bocor. (tangerangnews / dira)


TANGERANG-Peristiwa tawuran supporter di Tangerang sudah menjadi pemandangan biasa. Mulai dari menutup jalan tol Jakarta-Tangerang-Merak hingga merusak kendaraan yang ada di sekitar. Namun, pada Senin (18/04), tawuran menelan korban. Dari tiga korban, dua tewas mengenaskan.

Ironisnya, ketiga korban bukanlah salah satu pendukung dari kesebelasan sepak bola di Tangerang. Melainkan warga yang berada di tempat dan waktu yang salah.

Kedua  korban tewas adalah Muhammad Tomi ,17, dan Ahmad Hariri ,15. Sedangkan korban luka adalah Ahmad Badrul Hikam ,15. Mereka bertiga adalah sepupu dan tinggal berdekatan di Kampung Sangiang RT 04 RW 01, Kelurahan Periuk Jaya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang.

Hikam yang dirawat di RS Sari Asih, Kamar 205 di Jalan Mohumad  Toha, Sangiang, Kota  Tangerang, mengisahkan peristiwa pilu tersebut. Menurut Hikam, pada Senin sore itu, mereka bertiga naik motor Mio berwarna biru milik Hariri.

Namun ternyata ada tawuran suporter di Kampung Pengasinan Periuk. Mereka terjebak di tengah, di depan mereka suporter Persikota, di belakang mereka suporter Persita. Suporter Persita menyerang mereka.

"Kita kasih jari tanda damai, sekaligus kode jari bahwa kita adalah suporter Persita. Namun tetap saja diserang," kata Hikam.

Padahal, Hikam dan dua sepupunya tidak memakai atribut suporter apapun. Hariri lantas tancap gas. Malang, mereka menabrak parit dan jatuh. Hariri langsung ditikam obeng di paha kanannya, kemudian dipukuli secara bergantian hingga telinganya keluar darah. Kepala Tomi bahkan dibacok dengan senjata tajam, hingga kulit kepala belakangnya terkelupas.

"Kalau saya tercebur ke parit. Terus akhirnya ditolong satpam," jelas dia.

Mereka bertiga lantas dilarikan ke RS Sari Asih Sangiang, Kota Tangerang. Hikam menderita patah kaki kanan dan tangan kiri, kepala bocor dan telinga mengeluarkan darah.

Namun dia lebih beruntung dari dua sepupunya. Tomi meninggal pada Selasa (19/4) pukul 01.00 WIB dini hari dan Hariri meninggal pukul 05.00 WIB. Mereka kini telah dimakamkan di TPU Sangiang.

Sementara di rumah duka, para orang tua mereka tampak duka yang mendalam. Mereka tak henti-hentinya menangis sambil tiduran. Mereka meminta polisi mencari tahu siapa pembunuh anak-anak mereka.

"Anak saya kan salah sasaran. Jangan begini lagi. Bubarin saja deh suporter-suporter begini. Polisi harus ungkap siapa pembunuh anak kami," kata ibunda Hariri, Masunah didampingi suaminya Mad Isa.
 
Kapolres Metro Kota Tangerang Kombes Pol Tavip Yulianto mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengamanan terhadap pelaku tawuran. Namun, diakuinya memang masyarakat di Tangerang sendiri yang “gemar” akan tawuran. Pihaknya, kata dia, sudah sering menggelar rapat , mulai dari Pemkot Tangerang hingga DPRD-nya. “Tetapi mau bagaimana lagi, memang masyarakatnya kok yang gemar tawuran. Polisi hanya bisa mengurangi jatuhnya korban,” singkatnya. (DRA)