TangerangNews.com

Kasihan, Siswa Berkebutuhan Khusus di Tangsel Kesulitan dapat Tempat Magang

Fahrul Dwi Putra | Selasa, 10 Oktober 2023 | 22:44 | Dibaca : 309


Ilustrasi Hotel. (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com- seorang siswa dengan kondisi berkebutuhan khusus berinisial IS kesulitan mendapatkan tempat magang, khususnya perhotelan.

IS merupakan siswa kelas 11 jurusan perhotelan di salah satu SMK di kawasan Cilenggang, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan (Tangsel). 

Diketahui, IS mengalami kondisi tunagrahita, yakni penyandang disabilitas dengan kemampuan kognitif dan intelektual di bawah rata-rata orang pada umumnya.

Ibunda IS, Indrawati menuturkan, anaknya itu wajib untuk melakukan praktik kerja lapangan (PKL) sesuai kurikulum selama kurun waktu enam bulan.

"Dia sudah wawancara di dua hotel bintang empat dan dua hotel bintang tiga, tetapi gagal," katanya dilansir dari kompas.com, Rabu, 11 Oktober 2023.

Oleh karena itu, Indrawati melaporkan hal tersebut ke Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie lantaran khawatir anaknya akan ketinggalan jika terus-menerus ditolak oleh tempat magang.

Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie membenarkan ibunda IS telah melaporkan terkait kesulitannya untuk mendapatkan tempat magang di industri perhotelan.

"Iya ibunya ke saya komplain, ya saya bilang mestinya pihak sekolah yang bisa membantu meyakinkan ke pihak hotel untuk disesuaikan dengan job-nya akan dikasih ke dia," ungkap Benyamin dikutip dari tempo.co.

Menurut Benyamin, sekolah harus bertanggung jawab untuk membantu IS memperoleh tempat magang untuk seluruh siswa, tanpa terkecuali.

"Magang itu kan merupakan program kurikulum, jadi yang harus lebih banyak berjuang dari pihak sekolahnya. Kasihan anaknya," katanya. 

Benyamin mengaku telah menginstruksikan Dinas Pariwisata Tangsel untuk berkoordinasi dengan sektor perhotelan agar dapat membantu IS mendapatkan tempat magang.

Sementara itu, Kepala Sekolah, Hidayat Mulyana menyebut pihaknya tidak bisa mengintervensi pihak hotel untuk menerima IS magan di tempatnya. Sebab, setiap hotel memiliki kriterianya masing-masing.

"Kami tidak bisa intervensi diterima atau tidaknya oleh hotel, karena hotel juga punya kriteria," jelas Hidayat.

Lebih lanjut, Hidayat mengklaim pihak sekolah juga telah berupaya membantu IS. Namun, IS selalu gagal di sesi interview.

Hidayat menuturkan, kondisi yang dialami IS memang cukup menyulitkannya untuk diterima magang lantaran pihak hotel tentunya memiliki kriteria cukup ketat karena industri perhotelan berhubungan langsung dengan klien.

"Kalau anaknya si ibu ini (IS) memang tunagrahita, IQ-nya di bawah normal cuma 85, kan susah. Hotel juga punya standar tapi kami enggak bisa intervensi," bebernya.

Meski begitu, Hidayat memastikan pihak sekolah akan terus berupaya mencarikan tempat magang untuk IS meski kemungkinan akan berbeda dari jurusannya. 

Dia pun meminta pihak orang tua IS agar bersabar terlebih dahulu untuk sementara.

"Kami tidak melakukan pembiaran, kami tetap berupaya terus untuk mencari hotel yang bisa menerima dia (S). Cuma ibu ini mungkin gimana ya? Masalah PKL belum diterima, ya sabar aja dulu," tutupnya.