TangerangNews.com

Kenali Gangguan Pembuluh Darah Aorta, Gejalanya Mirip Penyakit Jantung

Rangga Agung Zuliansyah | Kamis, 26 Oktober 2023 | 22:02 | Dibaca : 304


dr. Maulidya Ayudika Dandanah, Sp.BTKV (K), Dokter Spesialis Bedah Toraks dan Kardiovaskular dari RS Siloam Lippo Village Tangerang. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)


TANGERANGNEWS.com-Aorta adalah pembuluh darah terbesar di tubuh manusia, yang bertanggung jawab membawa darah beroksigen dari jantung ke seluruh tubuh.

Jika aorta terganggu, dapat menyebabkan konsekuensi yang mengancam jiwa. Kerusakan aorta merupakan suatu kondisi medis kritis yang menghadirkan tantangan yang signifikan di dunia medis.

Kodnisi ini disebut diseksi aorta, di mana dinding pembuluh darah aorta mengalami robekan, sehingga membuat lapisan dinding pembuluh darah aorta bagian dalam terpisah dengan lapisan bagian tengah. 

dr. Maulidya Ayudika Dandanah, Sp.BTKV (K), Dokter Spesialis Bedah Toraks dan Kardiovaskular dari RS Siloam Lippo Village Tangerang, mengatakan ada banyak jenis gangguan pembuluh darah aorta, mulai dari robekan pada aorta hingga aneurisma aorta di mana pendarahan dapat terjadi kapan saja.

Seringkali, penderita baru menyadarinya saat sudah di kondisi kritis. Beberapa gejala umumnya serupa gejala penyakit jantung. Namun ada juga yang tidak bergejala sama sekali.

"Mirip jantung, karena robekan utamanya dari jantung, seperti nyeri dada, tembus ke punggung seperti disayat, sesak nafas, keringat dingin, jantung berdebar hingga pingsan. Tapi biasanya baru bergejala kalau ukuran robeknya sudah besar," katanya, Jumat 27 Oktober 2023.

Adapun faktor yang dapat meningkatkan resiko diseksi aorta yakni seperti berusia 60 tahun ke atas, darah tinggi, kelainan jaringan ikat genetik, kolestrol tinggi, radang pembuluh darah, merokok dan sering mengangkat beban secara berlebihan.

Menurut wanita yang biasa disapa dr. Ayu ini, diagnosis diseksi aorta ini dapat ditemukan dengan menggunakan bantuan alat radiologi CT Scan.

"Jadi sangat penting untuk setiap orang melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, guna mendapatkan hasil pemeriksaan yang lebih akurat dan pengobatan yang lebih dini," ujarnya.

Sementara penanganan penyakit ini dapat dilakukan dengan operasi terbuka atau endovaskular dan bentall procedure.

"Bisa juga dengan pemberian obat, tapi bukan untuk mengatasi penyakit utamanya, melainkan menjaga penyakit resikonya agar tidak semakin parah dan menimbulkan kematian," kata dr. Ayu.

Sayangnya, tidak semua rumah sakit besar mampu melakukan operasi jantung terbuka. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh rumah sakit yang memiliki kemampuan dan kompetensi SDM baik, salah satunya RS Siloam Lippo Village.

Untuk mendukung perawatan pada kasus gangguan aorta, RS Siloam Lippo Village telah dilengkapi dengan tim multidisiplin aorta yang memiliki kompetensi yang dipimpin oleh dr. Dicky Aligheri, SpBTKV(K) beserta dr. Budhi Adhiwidjaja, SpBTKV, dr. Maulidya Ayudika Dandanah, SpBTKV(K), Dr. dr. Antonia Anna Lukito, SpJP(K), dr. Suparto, SpAn-KAKV, dr. Hasan, SpAn-KAKV, dr. Jeremia Siregar, SpPD, dan dr. Susanti Widjaja.

Siloam Hospitals Lippo Village juga menerapkan pelayanan yang komprehensif, termasuk metode minimal invasive hingga perawatan pasca operasi.

Terlebih lagi, RS ini sudah menyediakan pilihan paket Medical Check Up yang difokuskan pada kelainan di area sekitar jantung dan pembuluh darah.