TangerangNews.com

Wali Kota Tangsel Sebut Ponsel Bisa Ganggu Kemampuan Berbicara Anak

Fahrul Dwi Putra | Kamis, 30 November 2023 | 21:30 | Dibaca : 267


Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie dalam acara workshop promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat bertajuk "Nutrisi Seimbang Dengan Hidrasi Optimal Untuk Kesehatan Paripurna Lansia" di Balai Graha Widya Bhakti, kawasan Puspiptek, Kelurahan Muncul (@TangerangNews / Fahrul Dwi Putra )


TANGERANGNEWS.com- Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie menyebut ponsel atau handphone (Hp) dapat mengganggu tumbuh kembang anak, tepatnya pada kemampuan berbicara.

Hal itu disampaikan Benyamin saat memberikan sambutan dalam acara workshop promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat bertajuk "Nutrisi Seimbang Dengan Hidrasi Optimal Untuk Kesehatan Paripurna Lansia" di Balai Graha Widya Bhakti, Kawasan Puspiptek, Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pada Kamis, 30 November 2023.

Kata Benyamin, hal itu berdasarkan pengalaman pribadinya sendiri saat mengantarkan cucunya yang demam ke dokter.

Dari hasil pemeriksaan, dokter mengungkapkan adanya kekurangan kosakata bahasa untuk anak seusianya. Penyebabnya, karena kerap diberikan ponsel saat hendak disuapi makanan.

"Yang terjadi adalah anak anteng tapi biacaranya lambat, lebih baik dia nangis daripada dikasih handphone Hp," ucap Benyamin.

Menurut Benyamin, sektor kesehatan khususnya Posyandu harus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait budaya memberikan ponsel kepada anak dengan maksud agar anak diam.

Lanjut Benyamin, selain menanyakan pemberian ASI eksklusif maupun makanan yang bergizi, para masyarakat terutama keluarga muda juga diberikan pemahaman terkait bahaya pemberian ponsel kepada anak.

"Ini yang dihadapi keluarga-keluarga muda di luar sana, anak dibiarkan tumbuh terlambat. Mungkin ini yang bisa diinformasikan kepada masyarakat luas," katanya.

Dia menekankan pentingnya peran segala pihak memberikan edukasi, memberikan penyuluhan, memberikan pemahaman, dan memberikan pengertian guna menyongsong generasi emas 2045.

Dia pun menargetkan untuk peningkatan harapan hidup masyarakat 72,7 persen, angka kematian ibu melahirkan mengalami penurunan, dan menekan stunting hingga 0 persen.

"22 tahun dari sekarang kita harus bekerja keras, supaya mereka nanti hadir di tahun 2045 dalam kondisi sumber daya manusia (SDM) emas Indonesia," pungkasnya.