TangerangNews.com

Musim Hujan Terakhir di Februari 2024, BMKG Sebut Maret Mulai Masuki Pancaroba

Fahrul Dwi Putra | Kamis, 29 Februari 2024 | 08:00 | Dibaca : 166


Ilustrasi hujan lebat. (Istimewa / @TangerangNews.com)


TANGERANGNEWS.com- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginginkan masyarakat agar waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem selama periode pancaroba, yang diperkirakan terjadi antara bulan Maret - April 2024.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, perlunya peningkatan kewaspadaan selama pancaroba terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dengan kilat/petir, angin kencang, angin puting beliung, dan hujan es.

Menurut Dwikorita, analisis dinamika atmosfer BMKG menunjukkan bahwa puncak musim hujan telah berlalu, khususnya di bagian Selatan Indonesia, menandakan dimulainya peralihan musim pada bulan Maret hingga April.

Dalam masa peralihan musim, karakteristik hujan cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat, terkait dengan pembentukan awan konvektif seperti Cumulonimbus (CB).

"Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas," uja Dwikorita dalam keterangan tertulisnya pada Minggu, 25 Februari 2024, lalu.

Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya menjaga kesehatan di tengah perubahan cuaca yang cepat selama pancaroba, di mana cuaca panas dan hujan dapat bergantian dengan cepat, memicu gangguan daya tahan tubuh.

Masyarakat diimbau untuk berhati-hati dan menyesuaikan aktivitas luar ruangan dengan menggunakan perangkat pelindung diri seperti payung, topi, atau jas hujan.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyebut beberapa fenomena atmosfer signifikan yang dapat meningkatkan curah hujan dengan kilat/angin kencang, termasuk aktivitas monsun Asia, Madden Jullian Oscillation (MJO), aktivitas gelombang atmosfer, dan pola belokan serta pertemuan angin.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menambahkan bahwa dengan masuknya pergantian musim, potensi angin puting beliung juga meningkat, sehingga masyarakat diminta untuk selalu waspada.