TangerangNews.com

Kemas Yahya Luncurkan Buku di Modernland

| Minggu, 29 Mei 2011 | 14:53 | Dibaca : 100605


Mantan Jampidus Kemas Yahya Rahman bersama artis Dorce, saat acara syukuran purna tugas dan peluncuran biografi dirinya, Sabtu (28/5), di Modernland Golf. (tangerangnews / rangga)


TANGERANG- Dengan wajah penuh senyum, mantan Jaksa Muda Pidana Khusus (Jampidsus) periode 2007 - 2008, Kemas Yahya Rahman, menjabat tangan semua tamu undangan yang hadir pada acara syukuran purna tugas dan peluncuran buku mantan jaksa senior itu di Modernland Golf, Cipondoh, Kota Tangerang, Sabtu (28/5).

 
Pria kelahiran Palembang, 62 tahun silam itu terlihat sehat dan gesit melayani ucapan selamat dari para koleganya. "Terima atas dukungan rekan-rekan. Tanpa kalian, saya bukan apa-apa," ujarnya.
 
Pada acara yang berlangsung santai itu, hadir sejumlah mantan Jaksa Agung, seperti Hendarman Supandji, dan Darmono. Hendarman, yang pernah menjadi mitra kerja dan atasan langsung Kemas, didaulat memberikan kata sambutan. Menurut Hendarman, Kemas adalah seorang jaksa yang profesional di bidangnya.
 
"Saya tidak ragu mengangkat dia dari Sekretaris Jampidsus (Sesjampidsus) menjadi Jampidsus. Karena sewaktu saya menjabat Jampidsus, dia sebagai Sesjampidsus sangat ulet dalam menangani berbagai kasus besar," ucap Hendarman.
 
Menurut Hendarman, meskipun dirinya dan Kemas sama-sama pejabat karir di Kejaksaan Agung, mereka tadinya tidak saling mengenal. "Yang mengangkat dia itu adalah mantan Jaksa Agung Abdurrahman Saleh menjadi Sesjampidsus. Maka sejak itu saya baru tahu, ternyata ulet dan tahan banting," ucapnya.
 
Namun, kata Hendarman, berjalannya waktu, pada 2008 tiba-tiba institusi Kejaksaan Agung dihantam oleh berita penangkapan Jaksa Urip Trigunawan oleh KPK saat menerima suap dari pengusaha Arthalita Suryani (Ayin). "Saat itu saya kira hanya berita biasa, tapi setelah didiamkan, secara perlahan berita itu jadi besar. Saya sendiri bingung, karena itu seperti gelombang tsunami yang seolah menggulung Kejaksaan Agung," ucapnya.
 
Bagaimana tidak pusing kata Hendarman, sejumlah nama pejabat di Kejaksaan Agung diduga terlibat atas praktik penyuapan yang dilakukan Ayin. Salah satunya adalah Kemas Yahya Rahman. Saat itu Kemas pun tak luput dari pemeriksaan KPK. Namun hasilnya, Kemas dinyatakan bersih. Akan tetapi, jabatan Jampidsus yang baru setahun dipegangnya, copot di tengah jalan. Selanjutnya hingga akhir masa pensiun, Kemas ditempatkan sebagai staf ahli Jaksa Agung, yaitu jabatan non fungsional bagi para pejabat senior yang sudah tidak ada tempat.
 
"Dia bukan orang yang munafik. Apa yang dikatakan A, maka dilakukan A. Saya lihat beliau orang yang taat pimpinan. Karenanya cocok menjadi Jampidsus," ucap Hendarman.
 
Melalui buku otobiografinya, kata Hendarman, para jaksa muda bisa membacanya untuk mendapatkan inspirasi bagaimana sulit dan beratnya menjadi seorang jaksa. Selain harus berpijak pada aturan hukum, para jaksa juga harus taat pada etika.
 
Chaerul Amir, Kejari Tangerang, yang didaulat sebagai perwakilan jaksa muda, mengatakan bahwa Kemas merupakan jaksa karir yang sangat teguh pada profesinya. "Sangat ulet orangnya, apapun kendala jangan dijadikan rintangan. Para jaksa muda bisa mencontoh dirinya," ucap Amir.
 
Bahkan Wakil Jaksa Agung, Darmono, meminta langsung kepada Kemas untuk tidak sungkan memberikan sumbangan pikiran, meskipun sudah pensiun. "Kami harap Pak Kemas tetap memberikan pokok-pokok pikiran demi kemajuan Kejaksaan Agung," ujarnya.
 
Kemas Yahya Rahman sendiri, menyatakan dirinya siap kapanpun dibutuhkan oleh negara. "Jika sekiranya dibutuhkan tenaga saya untuk kemajuan bangsa ini, tentunya saya siap," ucapnya.
 
Mengenai apa rencananya setelah memasuki masa pensiun. Kata Kemas untuk sementara dia mau bersantai dahulu bersama anak, istri, dan para cucunya. Namun pada saatnya, dia akan tampil kembali di dunia yang berbeda. (DRA)