TangerangNews.com

Kurikulum Lingkungan Hidup Harus Masuk Sistem Pendidikan

| Kamis, 2 Juni 2011 | 19:01 | Dibaca : 501351


Dialog Pendidikan (surat pembaca / surat pembaca)


 
Penulis : Romy Revolvere

Dunia pendidikan baik itu formal maupun non formal memiliki peran strategis untuk turut meminimalisir laju kerusakan lingkungan hidup, hal itu terungkap dalam acara dialog publik yang diselenggarakan organisasi kemasyarakatan Fortuna 49  pada Rabu ( 1/6) di Gedung SD Negeri Cangkudu 2 Balaraja,  Kabupaten Tangerang. 
 
Kegiatan rutin tahunan ormas yang focus mengusung isu lingkungan hidup itu bertema Pendidikan dan lingkungan Hidup yang dihadiri oleh aktivis lingkungan hidup, LSM, guru, pengurus OSIS serta perwakilan perusahaan disekitar kecamatan Balaraja.
 
 Namun peserta dan panitia merasa dikecewakan dengan ketidakhadiran Kepala Dinas Pendidikan dan Dewan Pendidikan Tangerang, padahal acara ini digagas dengan tema diskusi pokok mengagas pendidikan lingkungan hidup dalam sistem pendidikan. 
 
“Kami sudah melayangkan surat kepada kedua institusi (Dinas Pendidikan dan Dewan pendidikan) tersebut. Namun, nyatanya mereka tidak hadir tanpa alasan yang jelas” tegas Tubagus Ainul Yakin, Ketua pelaksana kegiatan dengan nada kecewa. 
 
Romly Revolvere, penggiat lingkungan hidup Tangerang salah satu narasumber kegiatan tersebut mengatakan bahwa dunia pendidikan sejatinya menjadi garda terdepan untuk membangun generasi yang sadar ekologi, sehingga materi tentang lingkungan hidup menjadi salah satu kurikulum dalam sistem pendidikan formal sudah selayaknya direalisasikan.
 
“Harus terjadi upaya komprehensif untuk membangun masyarakat yang sadar ekologis untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan, sehingga laju kerusakan lingkungan hidup dapat diminimalisir. Salah satu upaya itu melalui pendidikan” ungkapnya. 
 
Masih menurut Romly, pemkab Tangerang harus mengambil langkah-langkah progresif untuk menekan laju kerusakan lingkungan hidup di Kabupaten Tangerang, salah satunya dengan gencar melakukan sosialisasi dan pendidikan akibat dari krisis ekologi yang akan diderita masyarakat.
 
“Indikasi yang sekarang mulai terasa adalah meningkatnya kasus penyakitan ISPA yang diderita masyarakat serta krisis air bersih” paparnya. 
 
Sementara itu, Karnata Kabid Kepala Bidang Hukum dan Informasi BLHD Kab. Tangerang mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan upaya untuk mensinergikan isu lingkungan hidup dalam dunia pendidikan formal, salah satunya melalui program Adiwiyata yang salah satu tujuannya mendorong sekolah untuk berwawasan lingkungan yang saat ini sudah ada 12 sekolah di Kabupaten Tangerang yang mengikuti program tersebut.
 
“Salah satu capaian yang ingin diraih dari program ini adalah menciptakan rasa cinta siswa terhadap lingkungan hidup” ucapnya. Namun Karnata juga mendukung jika ada langkah-langkah untuk mendorong materi lingkungan hidup ini menjadi kurikulum di sekolah, karena hal tersebut tentu berdampak positif terhadap kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.“Gagasan ini sangat baik sekali jika dapat direalisasikan” pungkasnya. (