TANGERANGNEWS.com - Apakah kamu pernah merasa disalahkan terus-menerus, meski tidak melakukan kesalahan? Atau selalu dimanipulasi agar merasa bersalah ketika mengutarakan perasaan?
Jika iya, bisa jadi kamu sedang berhadapan dengan seseorang yang mengalami Narcissistic Personality Disorder (NPD), yakni gangguan kepribadian yang sering tersembunyi di balik topeng percaya diri.
Apa Itu NPD?
Istilah Narsisis sering digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang tampak berfokus pada diri sendiri dan suka memanipulasi orang lain dalam kehidupannya.
Orang dengan narsisis biasanya selalu merasa diri benar. Jika sifatnya sudah menetap dan membuat orang lain terganggu, kita sebut dengan Gangguan Kepribadian Narsisistik atau NPD.
Narcissistic Personality Disorder adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan:
"Banyak korban NPD merasa seperti 'gila sendiri' karena terus disalahkan, padahal sedang dimanipulasi secara halus,” jelas dr. Margaretha, Sp.KJ, Dokter Spesialis Kejiwaan Bethsaida Hospital Serpong.
Tanda sedang dimanipulasi oleh NPD
Namun dibalik itu, mereka sering menggunakan berbagai senjata emosional seperti gaslighting, yaitu tidak mau mengakui kesalahannya bahkan akan menyangkal ingatan Anda tentang berbagai peristiwa, padahal awal hubungan mereka memberikan banyak hadiah, perhatian dan kasih sayang serta kata-kata cinta, kita sebut sebagai love bombing.
Senjata lainya yaitu silent treatment juga digunakan dengan mengabaikan orang lain sebagai cara untuk mempertahankan rasa berkuasa.
Orang dengan NPD akan mendiamkan Anda untuk menghukum sehingga menimbulkan rasa bersalah, ketidakpastian, atau ketakutan. Perlakuan diam ini dapat beberapa jam hingga beberapa hari, dan kemudian berpura-pura tidak terjadi apa-apa.
Beberapa korban ada yang dikendalikan tanpa sadar untuk melakukan sesuatu karena kasihan kepadanya dan merasa bersalah, disebut sebagai guilt tripping.
Manipulasi dari orang dengan Narsisitik tidak hanya mempengaruhi hubungan, tetapi berdampak pada kesehatan emosional korban, sehingga merasakan cemas berlebihan.
Rasa rendah diri, keluhan-keluhan fisik yang tidak sembuh-sembuh, kebencian bahkan depresi. Gejala dapat memburuk seiring berjalan waktu, terlebih jika masih aktif menjalin hubungan.
Bagaimana cara melindungi diri?
"Jangan menunggu hingga harga dirimu terkikis. Setiap orang berhak berada dalam hubungan yang sehat secara emosional," ujar dr. Margaretha.
Ketika hubungan yang seharusnya menjadi sumber kebahagiaan justru berubah menjadi beban emosional, penting untuk menyadari bahwa Anda tidak harus menghadapi semuanya sendirian.
Direktur Bethsaida Hospital Serang dr. Tirtamulya menambahkan, bahwa tekanan psikologis akibat hubungan yang tidak sehat, termasuk manipulasi emosional dapat berdampak besar pada kesehatan mental dan kualitas hidup seseorang.
Melalui layanan Klinik Psikiatri Bethsaida Hospital Serang, imbuh dr. Tirtamulya disediakan ruang aman untuk berbagi, memahami perasaan yang terpendam, serta mendapatkan bimbingan profesional dalam membangun kembali kekuatan diri.
“Kami berkomitmen untuk menghadirkan layanan kesehatan mental yang komprehensif dan mudah diakses. Dengan dukungan psikiater berpengalaman dan fasilitas yang lengkap, Bethsaida Hospital siap membantu masyarakat memahami, mengelola, dan bangkit dari luka emosional yang mereka alami," ujar dr. Tirtamulya.