TangerangNews.com

Dirjen Udara : Harga Tiket Pesawat Masih Terbilang Normal

| Minggu, 14 Agustus 2011 | 19:25 | Dibaca : 37371


Dirjen Perhubungan Udara Herry Bhakti. (tangerangnews / dira)


TANGERANG-Meskipun harga tiket pesawat udara sudah melambung tinggi, tetapi dari hasil sidak Dirjen Pehubungan Udara Kementrian Perhubungan Herry Bhakti S Gumay sore ini di Bandara Soekarno-Hatta, disebutkan masih terbilang normal. Padahal, banyak rute yang naik harganya dua kali lipat.

“Masih terbilang stabil, masih dibawah ambang batas atas,” kata Herry, saat masuk ke tiket konter Sriwijaya Air. Petugas tiket Sriwijaya Air memberikan informasi kepada Dirjen, kalau harga tiket memang setiap harinya berubah-ubah. Herry menayakan beberapa rute penerbangan. Rute yang ditanya adalah ke Makasar dan Palu.
 
“Kalau ke Makasar Rp1,4 juta yang paling mahal Rp1,8 juta ada fasilitas hotel. Sedangkan dari Jakarta ke Palu Rp2,2 juta. Harga bisa berubah setiap hari,” kata salah seorang petugas tiket Sriwijaya Air terminal 1B, Bandara Soekarno-Hatta.
 
Sedangkan ketika bertanya ke calon penumpang yang menggunakan tiket Citylink, yakni kepada Jefri warga Kemayoran, Jakarta Pusat yang akan ke Medan dari Jakarta, harga tiket ke Medan menjadi Rp846 ribu. “Memang ada kenaikan sedikit, tetapi termasuk stabil,” ujar Jefri kepada Dirjen.
 
Dirjen mengakui, masing-masing operator dalam menaikan harga tariff penerbangan berbeda-beda. Selama tidak sampai batas atas, pihaknya tidak akan memberikan sanksi. “Kalau sampai melebihi batas atas tentu kita tindak,” ujarnya.  
 
Dalam sidaknya, Herry juga menemukan fakta bahwa barang bagasi pesawat sering hilang hingga memeriksa ban pesawat yang ternyata gundul. Diakui Herry, sidak ini adalah dalam upaya melakukan persiapan Lebaran.
Dalam sidaknya, Herry Bhakti mengawalinya berkeliling Terminal 1. Beberapa ruang dia perhatikan guna memastikan kenyamanan bagi para pengguna jasa. Mulai dari toilet maupun ruang check-in. Bahkan termasuk ke ruang informasi kehilangan (lost and found) di terminal 1A, tempat maskapai Lion Air dan Wings Air.

Ketika Dirjen Perhubungan Udara bertanya kepada Dewi, seorang petugas pelayanan Lost and Found Lion Air, tentang daerah mana yang paling sering hilang bagasinya, Dewi menjawab Medan.

"Medan Pak, sehari paling banyak 5 barang dilaporkan hilang," ujar Dewi seraya membuka buku catatannya. Mendapat jawaban itu, Herry menganggukkan kepalanya sambil tersenyum dan bertanya kembali. "Yang dikembalikan atau ditemukan dari Medan berapa?"

Dewi membuka catatanya kembali seraya menjawab. "Kalau pun ada hanya 2 Pak yang dikembalikan," katanya. Menanggapi maraknya kehilangan barang di bagasi itu, Herry sudah menyurati maskapai-maskapai penerbangan, atas komplain dari para penumpang yang menjadi korban maling bagasi ini.

"Semua (maskapai disurati), sudah terlalu banyak. Ketika ditemukan selalu menyurati dan manajemen harus memperbaiki sistem di bagasinya," jelas Herry.(DRA)