TangerangNews.com

Jangan Coba-coba Sebelum Paham 8 Sisi Gelap Bisnis Franchise Gerobakan

Fahrul Dwi Putra | Senin, 23 Juni 2025 | 14:11 | Dibaca : 58


Ilustrasi franchise gerobakan. (Dibuat oleh AI) (@TangerangNews / Fahrul Dwi Putra)


TANGERANGNEWS.com- Fenomena bisnis franchise gerobakan dengan modal terjangkau semakin diminati masyarakat. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, banyak orang tergiur dengan tawaran balik modal cepat dan keuntungan tinggi. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

Berikut 8 sisi lain dari bisnis franchise gerobakan seperti dilansir dari kanal YouTube PecahTelur, Senin 23 Juni 2025.

1. Overpromise dari Franchisor

Banyak franchise yang menjanjikan balik modal cepat dan pendapatan tinggi dengan modal kecil yang cenderung tidak realistis.

2. Minim Pendampingan 

Banyak franchisor yang hanya memberikan pelatihan singkat sehari. Tidak ada modul, SOP, atau pendampingan berkelanjutan. Setelah deal, mitra akan dibiarkan sendiri.

3. Lokasi dan Kompetitor

Saat ini, gerobak makanan tersebar hampir tiap 100 meter, sehingga jika tidak menentukan lokasi yang tepat justru akan tergerus dengan banyaknya kompetitor.

4. Tidak Sesuai Minat dan Kemampuan

Banyak yang terjun hanya karena tergiur profit, bukan karena paham atau minat terhadap bidang tersebut. Akibatnya, operasional pun kacau karena tidak ada dasar pengetahuan bisnis kuliner.

5. Brand Tidak Kuat

Franchise yang belum dikenal pasar punya daya tarik rendah. Tanpa diferensiasi dan branding yang kuat, gerobak hanya akan dianggap “penjual ayam goreng biasa.”

6. Sistem Suplai Bermasalah

Di beberapa franchise, terdapat masalah dalam sistem penyuplaian, sehingga kualitas produk terkadang tidak konsisten.

7. Operasional Tidak Mudah

Tidak segampang kelihatannya, menjalankan gerobak secara mandiri tentunya butuh tenaga, waktu, dan komitmen. Namun, jika hendak menggaji pegawai pun sulit tercapai apabila pendapatan yang diperoleh tidak sesuai.

8. Tingginya Turnover Karyawan

Adapun jika berhasil menggaet karyawan pun belum tentu berjalan lancar. Sebab, karyawan gerobakan cenderung sering keluar masuk. Sehingga lingkungan yang belum stabil ini akan menjadi tantangan besar bagi pengusaha pemula.

Bagi masyarakat yang ingin memulai bisnis franchise, sebaiknya melakukan riset lokasi terlebih dahulu sebelum memilih franchise. Pahamk potensi pasar dan keberadaan kompetitor di lokasi yang diincar. Setelah itu, barulah memilih franchise yang sistemnya jelas dan memiliki pelatihan serta SOP yang lengkap.

Calon pelaku usaha juga perlu mengecek langsung ke lapangan, mengunjungi mitra aktif maupun yang sudah berhenti. Hal ini penting untuk mendapatkan gambaran nyata soal peluang dan tantangan. 

Di samping itu, perhitungan bisnis juga harus realistis, tidak hanya bergantung pada proyeksi dari franchisor.