TangerangNews.com

Penyakit Seksual Mulai Tak Mempan Pakai Obat-obatan Lama, Gen Z Paling Terdampak 

Fahrul Dwi Putra | Rabu, 25 Juni 2025 | 18:04 | Dibaca : 37


Ilustrasi HIV/AIDS akibat seks bebas. (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com- Kementerian Kesehatan RI mencatat lonjakan tajam kasus infeksi menular seksual (IMS) dalam tiga tahun terakhir, terutama di kalangan Gen Z. 

Di balik peningkatan ini, muncul ancaman lain yang tak kalah mengkhawatirkan, yaitu semakin banyaknya bakteri penyebab IMS yang kebal terhadap antibiotik.

"Obat-obatan yang dulu diberikan untuk gonore, sekarang banyak yang nggak mempan lagi. Makin ke sini makin banyak bakteri yang kebal," ujar Seksolog dr Boyke Dian Nugraha dikutip dari detikcom, Rabu, 25 Juni 2025.

Dulu, pengobatan gonore bisa diatasi dengan penisilin atau kanamycin. Namun, bakteri telah beradaptasi dan menjadi lebih kuat. Kini, bahkan golongan antibiotik fluoroquinolone seperti ciprofloxacin mulai kehilangan daya kerjanya.

"Dulu kita pakai penisilin, efektif. Lalu beralih ke kanamycin, lalu ke golongan fluoroquinolone seperti ciprofloxacin. Tapi sekarang? Banyak yang sudah nggak mempan," jelas dr Boyke.

Ia menambahkan, pasien yang tak kunjung sembuh harus menjalani pemeriksaan laboratorium mikrobiologi untuk mengetahui jenis antibiotik apa yang masih efektif. 

"Kalau pasien tidak kunjung sembuh, misalnya keluhan keluar nanah dari kemaluan terus-menerus, kita harus ambil sampel. Kemudian dikirim ke lab mikrobiologi untuk uji sensitivitas, untuk melihat antibiotik mana yang masih bisa melawan bakterinya," lanjutnya.

Menurut dr Boyke, kondisi ini diperparah oleh penggunaan antibiotik yang tidak bijak. Banyak masyarakat membeli antibiotik tanpa resep atau menggunakan sisa obat milik orang lain, tanpa konsultasi medis. 

Selain itu, terjadi fenomena perilaku seksual bebas di kalangan remaja dan dewasa muda seperti ‘friends with benefits’, ‘one night stand’, hingga praktik open BO semakin dianggap hal biasa.

"Pendidikan seks itu harus disampaikan dengan jujur dan jelas. Bahwa seks bebas bukan cuma soal kehamilan, tapi bisa menyebabkan penyakit menular yang sulit disembuhkan. Bahkan bisa menyebabkan infertilitas, kanker mulut rahim, sampai HIV dan AIDS," bebernya.

dr Boyke mendesak pemerintah agar serius menangani persoalan ini. Pendidikan seks harus dimulai sejak dini dan disampaikan secara realistis di sekolah. Layanan kesehatan untuk pemeriksaan IMS juga harus mudah diakses, terutama untuk kelompok marginal seperti komunitas LGBTQ, tanpa diskriminasi.

Tak hanya itu, ia mengingatkan publik figur untuk lebih bertanggung jawab dalam menjaga citra di depan generasi muda. Sebab, banyak publik figur mengumbar kehidupannya yang kerap berlibur hanya berdua meski belum menikah.

"Kalau kita tidak mulai sekarang, nanti kita kehabisan obat. IMS bisa jadi penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi," tutupnya.