TangerangNews.com

Dihubungi Wanita Mengaku Admin Dukcapil, Warga Sepatan Diduga Jadi Korban Pembobolan Data

Yanto | Kamis, 26 Juni 2025 | 19:19 | Dibaca : 49


Ilustrasi kebocoran data. (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com-Seorang Warga Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang berinisial S, 36, menjadi korban pembobolan data oleh orang tidak dikenal yang mengaku sebagai pegawai Disdukcapil Kabupaten Tangerang.

Pembobolan data tersebut melibatkan data sensitif yakni nomor KTP, alamat tempat tinggal, hingga informasi pribadi lainnya yang seharusnya bersifat rahasia.

"Awalnya saya dihubungi oleh seseorang laki-laki terus katanya nanti disambungi ke adminnya dukcapil untuk upgrade KTP," kata S, Kamis 26 Juni 2025.

Tidak berselang lama S kembali dihubungi oleh seorang wanita yang mengaku bernama Anisa sebagai Admin Dukcapil Kabupaten Tangerang meminta foto KTP dan foto diri.

"Tapi tidak saya ladenin, saya matiin telponnya karena saya heran kenapa KTP harus di-upgrade, baru ini saya dengar," jelasnya.

Yang membuat S lebih heran lagi, pelaku bisa mengetahui data pribadinya secara lengkap. Padahal sebelumnya ia tidak pernah membagikan datanya kepada orang lain.

"Kenapa data pribadi saya bisa bocor dan orang lain bisa tau secara lengkap data pribadi saya? Ini resikonya sangat besar," sesalnya.

Menanggapi hal ini, Pelaksana Tugas Disdukcapil Kabupaten Tangerang Saefullah mengatakan pihaknya tidak pernah meminta data masyarakat untuk upgrade KTP.

"Itu jangan ditanggapi itu hoax, jangan pernah ngasih biodata atau data-data pribadi lainnya kepada orang yang mengatasnamakan dukcapil. Itu tidak ada," kata Saefullah.

Saefullah mengaku telah banyak mendapatkan laporan dan informasi serupa dari masyarakat Kabupaten Tangerang tentang kebocoran data penduduk.

"Kita banyak juga menerima laporan dari masyarakat yang katanya meminta foto dan sebagainya," ungkapnya.

Dia mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Tangerang agar berhati-hati dalam memberikan data pribadi terlebih kepada orang tidak dikenal.

"Masyarakat harus berhati-hati dan jika sudah menjadi korban agar segera melaporkan kepada pihak berwajib khawatir data tersebut di salahgunakan," pungkasnya.