TangerangNews.com

Harga Beras Eceran Medium Dipertimbangkan Naik, Ini Penyebabnya 

Fahrul Dwi Putra | Kamis, 17 Juli 2025 | 19:54 | Dibaca : 10


Pedagang beras di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Minggu 25 Februari 2024. (@TangerangNews / Yanto)


TANGERANGNEWS.com- Pemerintah membuka peluang untuk menyesuaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium seiring dengan meningkatnya harga gabah dan beragamnya kualitas beras medium yang beredar di pasaran.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya sudah menggelar pertemuan dengan sejumlah pemangku kepentingan untuk membahas opsi penyesuaian HET. 

Salah satu yang dibicarakan adalah skenario ketika harga gabah kering panen (GKP) menyentuh angka Rp7.000 per kilogram saat musim panen usai.

“Kalau gabahnya Rp 7.000 juga perlu dipertimbangkan. (Kenaikan HET) Semua sih mungkin ya, kenapa nggak mungkin? Saya juga kan dari bulan April sudah mengumpulkan stakeholders perberasan kita diskusi mengenai, apabila gabah itu sampai di level Rp 7.000 berapa sih HET-nya. Nah kalau misalnya beras mediumnya memang perlu di-review, ya kita review,” ujar Arief di Jakarta Pusat, Selasa, 15 Juli 2025, dikutip dari detikFinance.

Menurutnya, kenaikan harga HET hanya akan dilakukan jika memang diperlukan demi menjaga keseimbangan seluruh rantai pasok pangan, dari petani hingga konsumen.

Arief mengakui harga beras saat ini memang mengalami lonjakan, salah satunya karena praktik penggilingan yang saling berebut membeli gabah dengan harga tinggi. Ia menyebut aksi “ugal-ugalan” membeli gabah bisa berdampak pada naiknya harga produksi beras secara keseluruhan.

“Kenapa harga produksi tinggi? Karena beli gabahnya ugal-ugalan. Loh, sekarang gini ya harga gabah Rp 6.500, terus (misalnya) ada yang beli Rp 6.800/kg, kamu beli Rp 7.000, lalu ini beli maunya Rpo 7.400, nggak mau kalah lagi ada yang beli Rp 7.600-7.800/kg. Bagus untuk petani, tetapi dia harus mengukur, kalau beli gabahnya dengan premium, itu jadinya Rp 14.900/kg (harga produksi),” jelasnya.

Arief menyarankan penggilingan seharusnya menyerap gabah secara masif saat panen raya dengan harga mengacu pada HPP. Hal ini penting agar stok gabah tetap tersedia untuk masa tanam selanjutnya tanpa harus menaikkan harga.

Saat ini, harga beras medium secara nasional mencapai Rp14.317/kg atau 14,54% di atas HET Rp12.500/kg. Sementara harga beras premium juga turut naik menjadi Rp16.602/kg atau 7,8% lebih tinggi dari HET Rp14.900/kg.

Harga GKP nasional juga masih berada di atas HPP, yaitu sebesar Rp6.766/kg.

Untuk diketahui, HET beras diatur berdasarkan wilayah. Di zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi, HET beras medium ditetapkan Rp12.500/kg dan premium Rp14.900/kg.

Zona 2 yang mencakup wilayah Sumatera lainnya, NTT, dan Kalimantan memiliki HET beras medium Rp13.100/kg dan premium Rp15.400/kg. Adapun zona 3 yang meliputi Maluku dan Papua memiliki HET beras medium Rp13.500/kg dan premium Rp15.800/kg.