TangerangNews.com

Bendera One Piece Dianggap Simbol Perlawanan, Ini Kata Pakar

Fahrul Dwi Putra | Selasa, 5 Agustus 2025 | 08:56 | Dibaca : 86


Ilustrasi bendera topi jerami Luffy One Piece berkibar. (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com- Pakar komunikasi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Fajar Junaedi, ikut angkat bicara terkait maraknya penggunaan bendera dari anime One Piece yang viral di berbagai platform digital belakangan ini.

Fajar yang akrab disapa Fajarjun itu menilai, One Piece bukan sekadar tontonan hiburan. Menurutnya, anime ini mengandung banyak elemen semiotika dan menyimpan beragam tema serta makna yang patut dikaji lebih dalam.

“One Piece adalah manga shōnen yang berarti manga yang ditujukan untuk remaja pria, sebenarnya telah lama beredar. Dalam konteks semiotika, bisa dilihat dengan memulai dari tema utamanya: kerja keras, kemenangan, dan persahabatan,” ujar Fajar pada Senin, 4 Agustus 2025 dikutip dari Muhammadiyah.org.

Ia menjelaskan, setiap karakter dalam serial tersebut memiliki makna representatif, sementara musuh-musuhnya berperan sebagai oposisi dari nilai-nilai utama seperti keadilan dan solidaritas. 

“Pertempuran ideologis ini menegaskan lagi bahwa nilai-nilai tokoh utama adalah yang terbaik dalam arena pertarungan yang dalam manga sebagai bagian dari budaya populer,” katanya.

Lebih lanjut m, Fajar menyoroti elemen visual dalam menyampaikan pesan cerita. Ia menyebut desain karakter, pakaian, dan properti dalam One Piece juga berfungsi merepresentasikan cerita dan budaya yang lebih luas.

Dalam kacamata politik representasi, Fajar menilai serial One Piece menggambarkan konflik sosial secara semiotik. Ia menyinggung penelitian dari Thomas Zoth berjudul The Politics of One Piece: Political Critique in Oda’s Water Seven, yang menyatakan bahwa alur Water Seven mengeksplorasi hubungan antara individu dan negara, terutama dalam konteks keamanan nasional.

“Narasi tersebut menyiratkan bahwa mengorbankan hak individu demi peningkatan keamanan yang dirasakan tidak dapat diterima, dan memberikan perhatian pada sikap kritis terhadap isu-isu politik,” jelasnya.

Fajar menyebut, ketika bendera One Piece digunakan dalam konteks sosial, seperti yang terjadi belakangan ini, hal tersebut bisa dimaknai sebagai simbol resistensi. Menurutnya, simbol seperti bendera dapat memperkuat identitas kelompok dalam gerakan sosial.

“Ini terlihat dengan warganet yang menggunakan bendera One Piece di status media sosial, profil media sosial, membagikan di media sosial, dan bahkan mendiskusikannya di media sosial. Setelahnya media massa menjadikannya berita, lengkap dengan komentar para pejabat yang acapkali justru malah kontraproduktif bagi pemerintah karena ketidak pahaman,” tutupnya.