TangerangNews.com

Mahasiswa Unis Gelar Diskusi Bareng Warga, Cari Jalan Kelola Sampah di Kampung Besar Teluknaga 

Fahrul Dwi Putra | Selasa, 19 Agustus 2025 | 17:51 | Dibaca : 23


Kelompok 2 Kuliah Kerja Kemasyarakatan (KKK) Universitas Islam Syekh-Yusuf (Unis) Tangerang menginisiasi diskusi terbuka bersama warga Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Selasa 19 Agustus 2025. (@TangerangNews / Redaksi )


TANGERANGNEWS.com – Kelompok 2 Kuliah Kerja Kemasyarakatan (KKK) Universitas Islam Syekh-Yusuf (Unis) Tangerang menginisiasi diskusi terbuka bersama warga Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang. 

Pertemuan itu digelar untuk merumuskan solusi bersama terkait persoalan sampah yang selama ini menjadi keluhan utama masyarakat.

Ketua pelaksana kegiatan Sekar Ayu Nur Azizah menilai, persoalan sampah merupakan salah satu masalah yang perlu dituntaskan. Hal itu terlihat jelas saat ia bersama kelompoknya tiba di desa tersebut.

“Saat pertama kali datang ke desa ini, masalah yang terlihat secara kasat mata dan dikeluhkan warga adalah soal sampah. Pertemuan ini untuk mencari solusi bersama mengenai masalah yang dihadapi masyarakat,” ucapnya, Selasa, 19 Agustus 2025.

Acara tersebut dihadiri sejumlah pihak, antara lain Ketua LPPM Unis Tangerang Hudaya Latuconsina, Ketua Bank Sampah Tanjung Burung Guntur Muhammad, hingga perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tangerang UPTD 9 Sindhy Yanuar. 

Hadir pula Sekretaris Camat Teluknaga Ferry Zulfian serta Kepala Desa Kampung Besar Ahmad Salim.

Dalam forum itu, Hudaya memperkenalkan teknologi insinerator hasil pengembangan LPPM Unis. Ia menjelaskan, alat ini sudah dicoba di Kecamatan Legok dan Sepatan dengan hasil yang cukup efektif. 

“Teknologi ini memungkinkan sampah dibakar tapi tanpa asap karena dikeluarkan bersama air, residu yang dihasilkan sangat kecil,” terangnya.

Hudaya menambahkan, sebuah insinerator berukuran sekitar dua kali satu setengah meter membutuhkan biaya sekitar Rp40 juta dengan panas maksimal mencapai 600 derajat Celcius. Energi panas tersebut bahkan bisa dimanfaatkan kembali. 

“Yang kita butuhkan adalah lahan dan petugas pengelolanya. Untuk masalah iuran bulanan dan sebagainya silakan saja dimusyawarahkan bareng-bareng,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hudaya menyatakan pihak kampus siap membantu transfer teknologi sekaligus pengetahuan terkait pengelolaan sampah.

Hudaya menyatakan, pihak kampus siap membantu transfer teknologi sekaligus pengetahuan terkait pengelolaan sampah. 

“Bupati Tangerang sudah minta ke Unis membuat ini di semua desa atau kecamatan. Mungkin dalam waktu dekat mungkin akan dibahas skemanya seperti apa,” katanya.

Sementara itu, Ketua Bank Sampah Tanjung Burung Guntur Muhammad meminta keseriusan dalam menjalankan program pengelolaan sampah. Ia menilai persoalan ini sangat relevan dengan kondisi warga pesisir Tangerang. 

“Menurut pemahaman saya pribadi problem sampah ini sebab utamanya adalah kegagalan sistem pendidikan nasional, yang seharusnya melakukan pendidikan karakter dan membuat generasi penerus memiliki akhlak mulia, salah satunya terkait sampah,” ujarnya.

Dukungan juga datang dari perwakilan DLH Kabupaten Tangerang Sindhy Yanuar. Ia mengingatkan, warga untuk memiliki kesadaran penuh terhadap sampah yang dihasilkan setiap hari. 

“Nah intinya itu sebenarnya dari kemauan kita sendiri ya. Sampah kita adalah tanggung jawab kita. Nah, mungkin penghasil sampah dari manusia itu sendiri sehari itu bisa 0,7 kilogram,” ucapnya.

Ia pun mendorong masyarakat membentuk tim pengelola agar kerja sama dengan pemerintah bisa lebih efektif. 

“Untuk pengangkutan sampah, kita bisa MOU karena terbatas dari armada yang ada. Yang penting, intinya dari kita, untuk kita dan untuk yang lainnya bermanfaat seperti itu,” tutup Sindhy.