TangerangNews.com

Akademisi ITI Ingatkan Revisi RTRW Kota Tangerang Harus Ada Keseimbangan 

Redaksi | Selasa, 19 Agustus 2025 | 18:50 | Dibaca : 65


Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Indonesia (ITI) Ir. Medtry, ST, MT. (@TangerangNews / Redaksi )


TANGERANGNEWS.com – Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tangerang dinilai menjadi dokumen strategis yang akan menentukan arah pembangunan ke depan. 

Akademisi dari Institut Teknologi Indonesia (ITI) mengingatkan agar pemerintah kota tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga harus menjaga keseimbangan lingkungan dan sosial.

Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Indonesia (ITI) Ir. Medtry, ST., MT., menegaskan pentingnya tiga keseimbangan dalam pembangunan, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial. 

“Tiga hal ini harus menjadi landasan dalam revisi RTRW. Kalau hanya mengejar satu sisi, pembangunan akan timpang,” tegas Medtry yang ditemui TangerangNews dalam acara konsultasi publik materi teknis revisi RTRW di Aula Al Amanah, Puspemkot Tangerang, Selasa 19 Agustus 2025.

Menurutnya, isu lingkungan harus mendapat perhatian serius, salah satunya dengan konsistensi pemenuhan 30 persen ruang terbuka hijau (RTH). Ia menyebutkan, realisasi target itu bisa dilakukan dengan menggandeng pihak swasta serta partisipasi masyarakat. 

“RTH solusi menghadapi banjir karena berfungsi sebagai area resapan,” ujarnya.

Medtry juga menyoroti masalah transportasi. Ia menilai perencanaan kota harus menyiapkan moda angkutan umum yang terintegrasi, jalur pedestrian yang nyaman, dan aksesibilitas di titik-titik dengan mobilitas tinggi seperti stasiun, terminal, dan pusat keramaian. 

“Kalau fasilitasnya lengkap, masyarakat akan terdorong beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, bahkan terbiasa berjalan kaki,” jelasnya.

Selain itu, ia mengingatkan agar karakter Kota Lama Tangerang sebagai kawasan heritage tidak hilang akibat pembangunan modern. “Kota Lama harus dipertahankan sebagai identitas sejarah. Pembangunan gedung tinggi bisa diarahkan ke kawasan lain agar nilai budaya tidak terhapus,” pintanya.

Medtry menambahkan, dunia usaha dan sektor informal juga perlu difasilitasi dalam desain tata ruang kota. Menurutnya, penataan yang baik akan menjaga keseimbangan ekonomi sekaligus menghidupkan UMKM. 

“Contohnya Taman Jajan, itu bukti bahwa pedagang bisa tetap berkembang jika difasilitasi dengan ruang yang tertata,” kata dia.

Ia menegaskan, revisi RTRW Kota Tangerang yang kini sedang dibahas Dinas PUPR harus berorientasi pada pembangunan berkelanjutan. 

“Keseimbangan ekonomi, lingkungan, dan sosial adalah kunci agar kota ini tumbuh modern, lestari, dan tetap menjaga identitas lokalnya,” pungkas Medtry.