TangerangNews.com

Psikolog Tangerang Beberkan Risiko Gim Roblox bagi Anak-anak

Rangga Agung Zuliansyah | Jumat, 22 Agustus 2025 | 20:20 | Dibaca : 40


Ilustrasi Game Roblox. (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com-Di tengah popularitas gim daring, Roblox menjadi salah satu permainan yang paling digemari anak-anak. Namun, di balik keseruan dunia virtualnya, para orang tua perlu waspada terhadap berbagai risiko yang mengintai.

Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AP2KB) Kota Tangerang memberikan imbauan.

Psikolog Puspaga Kota Tangerang Glori Telis Amanta memaparkan, ada beberapa bahaya yang perlu dicermati, mulai dari interaksi dengan orang asing hingga kecanduan.

Glori menekankan, bahwa fitur interaksi terbuka dalam Roblox sering kali menjadi celah bagi predator daring.

"Para pelaku ini sering kali menggunakan teknik grooming, yaitu berpura-pura menjadi teman untuk membangun kepercayaan dan memanipulasi anak," jelasnya, Jumat 22 Agustsu 2025.

Selain itu, Glori juga menyoroti konten yang tidak sesuai dan perilaku negatif dalam permainan tersebut. Anak-anak bisa terpapar konten kekerasan atau hal-hal yang tidak pantas tanpa sengaja.

Lingkungan obrolan juga rentan menjadi tempat cyberbullying atau tekanan sosial, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental anak.

Kecanduan permainan ini menjadi ancaman nyata. Anak bisa terlalu asyik bermain hingga mengganggu waktu belajar, tidur dan aktivitas di dunia nyata.

Hal ini berisiko memengaruhi prestasi akademik dan kesehatan fisik mereka. Aspek pembelian dalam gim (in-game purchase) juga menjadi masalah serius.

"Anak-anak bisa dengan mudah menghabiskan uang untuk membeli item virtual seperti Robux tanpa seizin orang tua, bahkan bisa memicu perilaku menyimpang seperti mencuri uang demi memenuhi hasrat bermain," tambahnya.

Melihat berbagai risiko ini, Glori berpesan agar orang tua mengambil peran aktif dalam mendampingi anak-anak. Berikut adalah beberapa poin penting yang bisa diterapkan:

 

1. Bangun Komunikasi Terbuka

Ciptakan ruang aman agar anak merasa nyaman berbagi pengalaman, termasuk hal yang membuat mereka takut atau tidak nyaman saat bermain.

 

2. Ajarkan Literasi Digital

Bekali anak dengan pengetahuan untuk melindungi diri di dunia maya. Contohnya, ajarkan mereka untuk tidak membagikan data pribadi dan berani menolak ajakan yang aneh.

 

3. Jadilah Teladan yang Baik

Tunjukkan cara menggunakan gawai dan internet secara seimbang, antara waktu daring dan luring.

Dengan demikian, orang tua bisa membantu anak menikmati dunia digital secara aman dan bertanggung jawab.

Dengan kolaborasi antara orang tua, anak dan kesadaran akan risiko digital, kita dapat memastikan anak-anak tetap aman saat menjelajahi dunia maya.

Peran aktif orang tua tidak hanya sebatas pengawasan, melainkan juga sebagai pendamping yang membimbing, sehingga pengalaman digital anak-anak bisa tetap positif, edukatif dan bebas dari ancaman yang tidak diinginkan.