TangerangNews.com

BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem Landa Wilayah Banten di Penghujung September 

Fahrul Dwi Putra | Senin, 29 September 2025 | 15:18 | Dibaca : 97


Ilustrasi hujan angin. (Gemini AI / Rangga Agung Zuliansyah)


TANGERANGNEWS.com– Menjelang penutup September 2025, potensi hujan deras diperkirakan melanda sejumlah wilayah di Provinsi Banten. 

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman cuaca ekstrem yang dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Menurut BBMKG, kondisi atmosfer saat ini menunjukkan tingkat kelabilan yang tinggi. 

Sejumlah fenomena iklim terpantau berperan dalam pembentukan awan hujan, mulai dari Dipole Mode negatif yang membawa suplai uap air dari Samudra Hindia, hingga aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) yang memicu pertumbuhan awan di wilayah barat Indonesia.

Selain itu, pergerakan gelombang atmosfer Rossby Equatorial, Kelvin, dan Low Frequency yang melintas di Banten turut memperkuat potensi hujan lebat. 

Faktor lain yang juga berpengaruh adalah perlambatan angin atau konvergensi yang terjadi di wilayah setempat, serta kelembapan udara yang tinggi.

Kepala BBMKG Wilayah II Hartanto menyampaikan, curah hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat berpeluang terjadi di sejumlah daerah di Banten, termasuk Tangerang. 

“Masyarakat perlu mewaspadai potensi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat terjadi di wilayah Kab. Pandeglang, Kab. Lebak, Kota Cilegon, Kab. Serang bagian Utara, Kota Tangerang Selatan,” ujar Hartanto dalam keterangannya, Senin, 29 September 2025.

Sementara itu, hujan dengan kategori sedang hingga lebat diperkirakan mengguyur Kota Serang, Kabupaten Serang bagian Selatan, Kabupaten Tangerang, serta Kota Tangerang.

Untuk mengantisipasi dampaknya, masyarakat diminta berhati-hati terhadap perubahan cuaca mendadak. 

BMKG juga mengimbau agar tidak beraktivitas di ruang terbuka saat terjadi hujan disertai petir, menjauhi pepohonan maupun papan reklame yang berisiko roboh, serta meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi banjir, banjir bandang, hingga longsor.