TangerangNews.com

Gegara Ada Kandungan Etanol, VIVO dan BP Batal Beli BBM Mentah dari Pertamina

Fahrul Dwi Putra | Rabu, 1 Oktober 2025 | 20:15 | Dibaca : 48


SPBU bp pertama di BSD City resmi dibuka. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)


TANGERANGNEWS.com– Rencana kerja sama penyaluran bahan bakar antara Pertamina Patra Niaga dengan badan usaha swasta urung terlaksana. 

Dua perusahaan swasta, VIVO dan APR (join venture BP-AKR), yang sebelumnya dikabarkan siap membeli base fuel dari Pertamina, kini dipastikan batal melanjutkan kesepakatan tersebut.

Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar membenarkan adanya pembatalan kerja sama dari dua perusahaan BBM swasta tersebut.

“VIVO membatalkan untuk melanjutkan. Akhirnya tidak disepakati lagi. Lalu tinggal APR. APR akhirnya tidak juga. Jadi tidak ada semua,” ujar Achmad dalam rapat bersama Komisi XII DPR, Rabu, 1 Oktober 2025, dikutip dari detikFinance.

Menurut Achmad, alasan yang disampaikan pihak swasta terkait kandungan etanol dalam base fuel Pertamina. Ia menjelaskan, meskipun secara aturan kandungan etanol dalam bahan bakar bisa mencapai 20 persen, adanya etanol 3,5 persen dianggap menjadi masalah bagi perusahaan pembeli.

“Isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU ini, adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol. Nah, dimana secara regulasi itu diperkenankan, etanol itu sampai jumlah tertentu kalau tidak salah sampai 20% etanol, kalau tidak salah. Sedangkan ada etanol 3,5%,” jelasnya.

Achmad menambahkan, keputusan VIVO dan APR untuk mundur murni karena pertimbangan teknis yang mereka ajukan. 

“Nah ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut. Dimana konten itu sebetulnya masih masuk ambang yang diperkenankan oleh pemerintah,” tambahnya.

Selain VIVO dan APR, negosiasi dengan Shell pun tak berlanjut. Achmad mengatakan ada prosedur internal perusahaan asal Inggris itu yang belum dapat dipenuhi. 

Perwakilan VIVO Indonesia menyebut langkah itu terpaksa diambil lantaran syarat yang diajukan tidak bisa dipenuhi Pertamina. “Memang betul kami sesuai dengan saran dari pak menteri kami telah mengadakan negosiasi dengan Pertamina untuk membeli, tapi karena ada beberapa hal teknis yang tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina sehingga apa yang sudah kami mintakan itu dengan terpaksa dibatalkan. Tapi tidak menutup kemungkinan kami akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk saat-saat mendatang, apa yang kami minta mungkin bisa dipenuhi Pertamina,” ujar perwakilan VIVO.

Padahal, beberapa hari sebelumnya, VIVO sempat menyatakan komitmennya membeli hingga 40 ribu barel dari Pertamina. 

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga,

 Roberth MV Dumatubun mengatakan, kerja sama tersebut dilandasi semangat transparansi dan tata kelola yang baik. 

Lanjut Roberth, kolaborasi dengan swasta menjadi bagian dari kerja bersama menjaga ketahanan energi nasional.

“Dengan semangat gotong royong, layanan energi diharapkan semakin merata, adil, dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujarnya.