TangerangNews.com

Sopir Angkot Protes Bus Trans Banten, Minta Evaluasi Trayek dan Jam Operasional

Rangga Agung Zuliansyah | Kamis, 16 Oktober 2025 | 13:32 | Dibaca : 60


Para sopir yang tergabung dalam Forum Komunitas Angkot Pabuaran Ciomas (Palima–Cinangka) melakukan aksi damai memprotes program Bus Trans Banten di KP3B, Kota Serang, pada Rabu 15 Oktober 2025. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)


TANGERANGNEWS.com-Baru sepekan lebih beroperasi, Bus Trans Banten sudah mendapat protes dari para sopir angkutan kota (angkot). 

Para sopir yang tergabung dalam Forum Komunitas Angkot Pabuaran Ciomas (Palima–Cinangka) ini mendatangi Gerbang Utama Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, pada Rabu 15 Oktober 2025.

Mereka menggelar aksi damai untuk menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten terkait pelaksanaan program Bus Trans Banten Koridor 3 rute Pakupatan–Sindangsari.

Aksi yang berlangsung tertib tersebut langsung direspons oleh Pemprov Banten. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Banten, Tri Nurtopo, menerima perwakilan komunitas angkot untuk berdialog.

 

Tuntut Evaluasi Waktu dan Rute

Koordinator Lapangan Forum Komunitas Angkot Pabuaran Ciomas Gery Wijaya menyampaikan bahwa aksi ini bukan bentuk penolakan terhadap peningkatan transportasi publik, melainkan penyampaian masukan konstruktif.

"Kami mendukung peningkatan transportasi publik, tetapi kami juga ingin agar para sopir angkot tidak tersisih. Kami menyampaikan aspirasi agar pemerintah melakukan evaluasi terhadap trayek dan jam operasional Trans Banten," ujar Gery.

Para pengemudi angkot merasakan dampak ekonomi yang signifikan sejak Trans Banten beroperasi. Mereka berharap Pemprov dapat menghadirkan kebijakan yang adil bagi angkutan konvensional yang sudah lama melayani warga.

Mereka juga meminta difasilitasi pertemuan langsung dengan Gubernur.

 

Dishub Banten Siap Lakukan Penyesuaian

Kepala Dishub Banten Tri Nurtopo menegaskan bahwa pemerintah daerah sangat terbuka terhadap masukan dari para pelaku transportasi.

Ia menjelaskan bahwa rute Trans Banten Koridor 3 ke Pakupatan–Untirta Sindangsari awalnya diuji coba karena dianggap sebagai "area blank spot" atau wilayah yang sebelumnya belum dilayani oleh trayek angkutan reguler.

"Rute ini kami uji coba karena dari Sindangheula ke Palima tidak ada angkutan yang beroperasi. Uji coba dilakukan untuk memperoleh data lapangan dan masukan dari masyarakat, termasuk para pengemudi angkot," jelas Tri.

Menanggapi keluhan dampak ekonomi, Tri Nurtopo memastikan Pemprov Banten siap melakukan evaluasi.

"Kami sepakat untuk melakukan evaluasi, khususnya terkait waktu operasional dan penyesuaian trayek. Namun, tidak ada kebijakan penutupan. Operasional Trans Banten akan tetap berjalan dengan penyesuaian berdasarkan hasil evaluasi bersama," tegas Tri.

Tri menambahkan, tujuan Trans Banten adalah meningkatkan pelayanan transportasi publik yang aman, nyaman, dan terintegrasi, sekaligus tetap memperhatikan keberlangsungan usaha angkutan konvensional.

Aksi protes di gerbang utama KP3B tersebut berakhir damai dengan komitmen Dishub untuk melanjutkan komunikasi dan kajian bersama perwakilan komunitas angkutan.