TangerangNews.com

Padahal Ada 20 Kawasan Industri, Banten Jadi Provinsi dengan Pengangguran Tertinggi ke-4 di Indonesia

Fahrul Dwi Putra | Rabu, 22 Oktober 2025 | 10:55 | Dibaca : 277


Pabrik baru PT Inoac Polytechno Indonesia di Kawasan Industri Cikupa Mas, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Senin 19 Desember 2022. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)


TANGERANGNEWS.com- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 412.710 warga Provinsi Banten tidak memiliki pekerjaan per Februari 2025. Angka tersebut menempatkan Banten di posisi keempat dengan tingkat pengangguran terbuka tertinggi di Indonesia.

Hal ini menjadi ironi lantaran wilayah Banten terdapat sekitar 20 kawasan industri dengan berdiri ribuan pabrik di Tanah Jawara tersebut.

“Saya selalu bilang bahwa paradoks kami ini punya industri besar, kawasan industri hampir 20, jumlah perusahaan ribuan, tetapi justru tingkat pengangguran kami masih salah satu yang tinggi di Indonesia,” ujar Gubernur Banten Andra Soni dikutip dari Kompas, Rabu, 22 Oktober 2025.

Menurut Andra, persoalan tersebut tidak bisa dilepaskan dari kesiapan sumber daya manusia (SDM). Ia menilai masyarakat Banten perlu dibekali keterampilan dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. 

“Standar perusahaan itu tidak bisa lagi menggunakan pendekatan selain pendekatan profesional, disiplin, mentalitas, dan sebagainya,” katanya.

Untuk menjawab tantangan ini, Pemerintah Provinsi Banten akan bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Banten melalui program Apindo Daya Movement. 

Program ini bertujuan memberdayakan masyarakat agar mampu bersaing dalam dunia kerja dengan dukungan langsung dari kalangan industri. 

“Jadi, bagaimana kami bisa memberdayakan masyarakat Banten, kemudian bisa bersaing dalam mencari kerja dan juga terjamin karena saat dilakukan upaya-upaya itu user-nya ada,” jelas Andra.

Selain peningkatan kompetensi tenaga kerja, Andra berjanji Pemprov Banten akan terus membuka peluang investasi seluas-luasnya sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi daerah. Sebab, investasi memiliki dampak langsung terhadap penyerapan tenaga kerja. 

“Kalau dilihat dari hitung-hitungan Kementerian Investasi, setiap Rp 1 triliun investasi bisa menggerakkan sekitar 1.400 tenaga kerja,” ujarnya.

Untuk mendukung hal itu, Pemprov juga menggandeng pelaku usaha dalam memberikan berbagai pelatihan kepada masyarakat usia produktif agar mereka bisa terserap di perusahaan-perusahaan baru yang berinvestasi di Banten.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Ameriza M. Moesa menilai Banten memiliki keunggulan geografis yang sangat strategis karena dekat dengan dua kota besar, yakni Jakarta dan Bandung. Menurutnya, infrastruktur di Banten juga sudah cukup lengkap dan tren investasi menunjukkan arah yang positif. 

“Mulai dari pembangunan MRT, LRT Jakarta, jalan tol, pelabuhan, hingga penyediaan listrik dan fasilitas penunjang lainnya,” ujar Ameriza.

Dengan potensi besar tersebut, Ameriza optimistis Banten bisa menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia. 

“Pertumbuhan ekonomi Banten saat ini tertinggi di Jawa, yakni 5,33 persen, lebih tinggi dari nasional. Jadi, memang masih ada ruang untuk terus meningkat,” pungkasnya.