TangerangNews.com

Menbud Fadli Zon Sebut Banten Sudah Miliki Peradaban Maju Sebelum Bangsa Eropa Datang

Fahrul Dwi Putra | Senin, 27 Oktober 2025 | 11:45 | Dibaca : 41


Tugu Banten Lama (@TangerangNews / Istimewa)


TANGERANGNEWS.com- Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan wilayah Banten telah memiliki peradaban yang maju jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa. Hal ini tercermin dari keberadaan berbagai bangunan bersejarah yang kini menjadi cagar budaya di kawasan Banten Lama, Kota Serang.

"Kita melihat di Banten ini sudah ada peradaban yang cukup maju ditandai dengan sejumlah bangunan yang menjadi cagar budaya," kata Fadli Zon dikutip dari detikcom, Senin, 27 Oktober 2025.

Ia menjelaskan, berbagai infrastruktur penting di Banten sudah berdiri kokoh ketika Cornelis de Houtman tiba pada akhir abad ke-16. 

"Masjid Banten Lama sudah berdiri jauh sebelum Cornelis de Houtman datang, dari tahun 1527, kemudian Keraton Surosowan juga sudah berdiri, dan juga benteng yang zigzag itu sudah ada atau sudah berdiri," ujarnya.

Menurutnya, peresmian monumen di kawasan bersejarah itu merupakan bagian dari upaya rekonstruksi sejarah untuk menegaskan posisi Banten sebagai pelabuhan niaga internasional yang penting di masa lalu. 

Banten dikenal sebagai wilayah tempat terjadinya akulturasi budaya antara berbagai bangsa.

Fadli juga menyoroti temuan para sejarawan bahwa kantor pertama Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) didirikan di Banten pada tahun 1603 sebelum kemudian dipindahkan ke Batavia. 

"Jadi kita menandai ini dalam rangka bahwa Banten ini pelabuhan besar perdagangan ketika itu," ucapnya.

Ia berharap sejarah besar Banten tidak hanya diabadikan lewat monumen, tetapi juga dihidupkan melalui upaya pemugaran.

 "Bayangan saya, harus pugar kembali Keraton Surosowan, Kaibon. Jadi tidak dibiarkan begitu dan itu harus diaktivasi menjadi pusat-pusat budaya, pusat sejarah," ujarnya.

Dengan aktivasi tersebut, ia ingin kawasan Banten Lama menjadi destinasi utama wisata budaya dan edukasi yang dikenal luas, baik di dalam negeri maupun mancanegara. "Ini juga menghidupkan wisata budaya yang ada di Banten," katanya.

Sebagai tambahan, Kementerian Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII Banten dan Jakarta tahun ini juga menyelenggarakan kegiatan Sasaka Cibanten dengan tema Naritis Cai, Mapag Kabantenan. 

Rangkaian kegiatan yang terbagi menjadi tiga tahap ini telah memasuki tahap terakhir yang dilaksanakan di Benteng Speelwijk, Keraton Kaibon, dan Vihara Avalokitesvara di kawasan Banten Lama.

Dalam kegiatan tersebut, Fadli Zon turut meresmikan monumen penanda masuknya Cornelis de Houtman ke wilayah Nusantara melalui Banten.

Ia menjelaskan, penandaan ini menjadi langkah awal untuk merekonstruksi sejarah penting Banten sebagai pelabuhan besar dan pusat interaksi budaya di masa lalu.

"Karena itulah saat saya baru pertama kali menjadi Menteri, dalam kunjungan ke Banten menyampaikan kepada Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII untuk coba mencari titik di mana dulu masuknya Cornelis de Houtman," kata Fadli Zon.

Menurutnya, ekosistem budaya di Banten harus kembali dihidupkan agar menjadi sumber pembelajaran dan penggerak ekonomi masyarakat. 

Selain itu, Fadli mengungkapkan telah dibangunnya sebuah museum di dekat Keraton Surosowan yang menampilkan berbagai artefak bersejarah dari kawasan tersebut.

Museum itu diharapkan dapat memperkaya pengetahuan publik tentang kejayaan Banten sebagai salah satu pusat peradaban besar di masa lampau.