TANGERANGNEWS.com - Di tengah riuh sorak penonton di ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2025 di Jakarta, dua sosok pelajar asal Kota Tangerang berdiri tegak di podium tertinggi.
Dia adalah Fadly Rizki Hiwarani dan Ikbar Haji Bagaskara. Duo pendekar muda yang tak pernah lelah berlatih menorehkan sejarah dengan meraih medali emas untuk Provinsi Banten di nomor Pencak Silat Ganda Putra.
Kemenangan itu bukan datang tiba-tiba. Perjalanan mereka ditempa dari keringat, disiplin, dan doa sejak usia belia.
Fadly Rizki Hiwarani, siswa kelas 10 SMAN 1 Kota Tangerang tak bisa menyembunyikan bahagianya saat bendera Banten berkibar di atas arena. Anak pertama dari Andes Respatih ini sudah mengenal dunia silat sejak kelas 4 SD.
“Dulu sempat coba renang dan sepak bola, tapi yang paling saya suka silat. Dari kecil sudah terbiasa disiplin latihan,” cerita Fadly, yang kini berlatih di bawah asuhan pelatih Ozy dari IPSI Kota Tangerang.

Konsistensi itu membuahkan hasil luar biasa. Tak hanya Popnas, Fadly bersama Bagas sebelumnya juga menyabet emas di Kejurnas Remaja 2024, emas Prapopnas 2024, bahkan sampai gelar juara dunia di Abu Dhabi tahun 2024.
Namun bagi Fadly, kemenangan bukan hanya soal teknik dan fisik, tapi juga mental dan ibadah.
“Yang utama itu disiplin salat. Kalau ibadah kuat, mental juga ikut kuat. Latihan itu nggak selalu enak, bisa dimarahi pelatih. Tapi dari situ saya belajar menahan emosi dan memperbaiki diri,” ujarnya mantap.
Bagas Partner Kompak di Gelanggang
Di sisi lain, Ikbar Haji Bagaskara, siswa kelas 10 SMA Bina Insani menjadi sosok yang melengkapi duet ini. Bagas dikenal pendiam tapi tangguh. Tipe atlet yang lebih banyak bicara lewat gerakan di gelanggang.
“Kami udah saling tahu gerak masing-masing. Kalau Fadly agresif, saya penyeimbang. Kuncinya latihan rutin dan saling percaya,” ucap Bagas.
Kekompakan mereka diuji di semifinal saat berhadapan dengan DKI Jakarta, lalu dipertaruhkan sepenuhnya di final melawan Jawa Barat. Meski lawan lebih berpengalaman, Fadly dan Bagas tampil tanpa gentar. Gerakan demi gerakan disajikan dengan presisi, hingga akhirnya juri sepakat memberikan skor tertinggi untuk mereka.
Dibentuk dari Disiplin dan Doa
Fadly mengaku, di balik ketatnya latihan, ia tetap menjaga keseimbangan antara fisik, teknik, dan istirahat. “Tiga hal itu kunci buat atlet. Tapi kalau tanpa doa dan dukungan orang tua, nggak akan bisa sampai sini,” katanya.
Ayahnya, Andes Respatih, yang selalu mendampingi sejak awal, percaya bahwa kunci utama kesuksesan anaknya bukan di gelanggang, tapi di rumah.
“Saya kuatkan dulu disiplin ibadahnya. Kalau bisa salat tepat waktu, berarti dia bisa disiplin dalam apa pun,” tutur Andes.
Bangga dari Kota Tangerang ke Dunia
Prestasi duo ini bukan hanya milik mereka sendiri. Kota Tangerang pun ikut berbangga. Wali Kota Tangerang, Sachrudin memberikan apresiasi khusus kepada keduanya sebagai atlet muda berprestasi yang menginspirasi.
“Fadly dan Bagas adalah contoh nyata anak muda Tangerang yang berkarakter, disiplin, dan membawa nama daerah sampai level nasional bahkan dunia,” ujar Sachrudin.
Kini, setelah emas Popnas di tangan, keduanya sudah bersiap menatap target berikutnya yaitu Popda Banten dan Asean School Games di Brunei tahun depan.
Di usia yang baru menginjak 16 tahun, langkah Fadly dan Bagas baru dimulai. Dari latihan sederhana di kawasan Modernland, mereka membuktikan bahwa mimpi besar bisa lahir dari kerja keras yang konsisten dan disiplin tinggi.