TANGERANGNEWS.com-Sejumlah wali murid SMPN 2 Pagedangan, Kabupaten Tangerang, merasa terbebani dengan program study tour yang tengah disiapkan pihak sekolah.
Dalam percakapan di grup WhatsApp wali murid, banyak yang mengaku keberatan dengan biaya study tour sebesar Rp600 ribu per siswa.
"Sekarang ekonomi lagi susah. Rp600 ribu untuk sekali jalan-jalan itu berat buat banyak orangtua. Di grup WA juga ramai yang keberatan, cuma pada enggak berani ngomong waktu rapat," ujar salah seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya, Rabu 19 November 2025.
Mereka juga mempertanyakan tradisi study tour yang dilakukan setiap tahun di SMPN 2 Pagedangan.
"Kenapa setiap tahun harus study tour, nanti kelas 8 ke Bandung, kelas 9 ke Jogja. Ini malah jadi beban terus setiap tahun," keluhnya.
Menurut para orangtua, sekolah seharusnya memberikan penjelasan tertulis mengenai alasan pelaksanaan study tour serta rincian anggaran sesuai kebutuhan.
"Harusnya ada surat resmi, ada penjelasan kegiatan dan biaya. Jangan tiba-tiba disampaikan lewat lisan lalu muncul angka Rp600 ribu," jelasnya.
Para orangtua kemudian meminta agar sekolah menghentikan tradisi study tour yang dinilai tidak ada urgensi dan dapat membebani orangtua siswa.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala SMPN 2 Pagedangan Agus Santosa menegaskan sekolah tidak pernah merencanakan study tour.
Menurutnya, kegiatan yang dimaksud merupakan ko-kurikuler P8 sesuai kurikulum nasional.
"Ini kegiatan ko-kurikuler. Bukan sekadar jalan-jalan. Ada tugas dan pembelajaran yang nanti dipresentasikan siswa. Jadi ini tetap berjalan," tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa pihak sekolah sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang.
"Kami sudah lapor ke Dinas Pendidikan. Ini bagian dari program pembelajaran di luar kelas," terangnya.
Terkait lokasi, ia menjelaskan bahwa kegiatan ko-kurikuler tersebut direncanakan dilakukan di wilayah Jakarta, dengan fokus pada kunjungan edukatif.
"Rencananya kegiatan dilakukan di Jakarta, kemungkinan ke museum atau tempat edukasi lain, jika ada yang tidak bisa, dipersilakan untuk tidak ikut," jelasnya
Terkait keluhan soal biaya, Agus mengklaim semua keputusan sudah dirapatkan oleh komite dan orang tua serta ada berita acaranya.
"Kami sudah memberi tahu akan digunakan untuk apa saja biayanya secara umum," imbuhnya.
Ia juga menyebutkan jika ada siswa yang tidak mampu, maka diberikan subsidi dari guru atau orangtua untuk menyertakan siswa tersebut.