TANGERANGNEWS.com-Sebuah momen yang menyentuh sekaligus memprihatinkan terekam di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, saat subuh.
Video yang beredar luas di media sosial menunjukkan seorang siswa Sekolah Dasar (SD) yang sudah mengenakan seragam lengkap dengan tas besar di punggung, berdiri sendirian di peron stasiun KRL.
Kejadian ini menarik perhatian warga yang juga merupakan komuter pagi. Perekam video melalui akun Instagramnya @mujisambo, turun di Stasiun Tanah Abang bersamaan dengan anak tersebut.
Ia mengungkapkan kekagetannya melihat anak SD sudah berangkat sekolah sepagi itu.
"Pertama kaget, pas Tanah Abang ada anak SD yang sudah berangkat sekolah jam segini," ujar perekam video, dikutip Minggu 23 November 2025.
Dalam video tersebut, siswa SD yang diketahui berasal dari SD Klender 01, terlihat membawa tas punggung yang sangat besar.
Perekam video sempat menyaksikan anak tersebut turun bersama rombongan dari kereta yang kemungkinan datang dari arah Stasiun Tangerang.
Pukul 04.40 WIB Sudah di Peron Stasiun
Waktu keberangkatan anak tersebut yang sangat dini, yakni sebelum pukul 5 pagi, menunjukkan perjuangan luar biasa yang harus ia lakukan setiap hari.
Perjalanan subuh dari daerah asal menuju Stasiun Tanah Abang, lalu melanjutkan perjalanan ke Klender, Jakarta Timur memakan waktu yang sangat lama, memaksa sang anak untuk memulai aktivitas harian jauh sebelum matahari terbit.
Perjuangan keras anak tersebut untuk mendapatkan pendidikan telah memicu simpati dan kekaguman dari warganet.
Perubahan Domisili Memaksa Perjalanan Jauh
Kepala Sudin Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur Fahmi membenarkan bahwa siswa yang terekam di stasiun tersebut adalah murid SDN Klender 04 bernama Hafithar.
Fahmi menjelaskan bahwa saat pertama kali mendaftar, Hafithar tinggal di kawasan Duren Sawit, dekat dengan sekolahnya.
"Tapi ia harus pindah ikut orang tuanya ke Tangerang karena ibunya bekerja sebagai asisten rumah tangga," katanya, seperti dilansir dari Kalderanews.
Kepindahan ini yang memaksa Hafithar, yang masih duduk di kelas I, menempuh perjalanan komuter setiap hari.
Menolak Pindah Sekolah
Pihak Sudin Pendidikan telah menawarkan solusi agar Hafithar pindah ke sekolah di dekat domisili barunya di Tangerang, namun Hafithar bersikeras untuk tetap bersekolah di SDN Klender 04.
"Anak ini belum mau pindah. Orangtua murid dari teman-teman anak ini juga sudah menawarkan agar sementara tinggal di rumah mereka. Orang tua siswa pada berebut untuk menampung," tutur Fahmi.
Aksi solidaritas dari wali siswa lain yang menawarkan tumpangan atau tempat menginap menunjukkan betapa kisah perjuangan Hafithar telah menyentuh hati komunitas sekolah.