TANGERANGNEWS.com- Penurunan jumlah penonton dan kondisi ekonomi yang belum pulih sepenuhnya membuat sejumlah operator bioskop kesulitan bertahan. Badan Perfilman Indonesia (BPI) menyebut ada 15 bioskop yang terancam tutup dalam waktu dekat.
Sekretaris Umum BPI Judith Dipodiputro menyampaikan, penurunan minat masyarakat pergi ke bioskop tak lepas dari perubahan kebiasaan menonton. Layanan streaming yang semakin mudah diakses dinilai membuat penonton beralih.
“Benar, ada 15 bioskop yang mau tutup. Ya memang dalam semua industri kan pasti ada up and down-nya, tapi ya berharap ini bisa berlalu dengan cepat,” ujar Judith, dikutip dari CNN Indonesia, Rabu 3 Desember 2025.
Ia berharap, diskusi yang dilakukan dengan pemerintah melalui Kementerian Ekonomi Kreatif serta DPR dapat memberi jalan keluar bagi pelaku usaha yang terdampak.
“Kita berterima kasih dengan adanya rapat kerja ini, permasalahan-permasalahan yang kami hadapi dan juga kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan kami bisa terfasilitasi,” katanya.
Dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya juga menyinggung persoalan serupa. Ia menyebut kondisi ekonomi turut memengaruhi daya beli masyarakat, sementara pilihan hiburan semakin banyak.
“Ada 15 bioskop yang juga mulai tutup, karena mungkin kondisi perekonomian masyarakat saat ini, juga mungkin masyarakat mulai beralih menonton lewat streaming online,” ujar Teuku, Kamis 6 November 2025, lalu.
Selain soal jumlah penonton, keterbatasan jumlah layar menjadi persoalan lain yang belum terselesaikan.
Tidak semua wilayah memiliki akses bioskop, sehingga pemerataan tontonan masih jauh dari ideal.
“Ini menjadi keresahan bagi pengusaha perfilman di Indonesia, mulai dari akses ke bioskop, masalah pendanaan, regulasi, pembajakan, itu juga menjadi poin-poin yang menjadi pembahasan antara kami dengan para stakeholder,” lanjutnya.
Berdasarkan data BPI, rasio layar di Indonesia baru 0,7 layar per 100 ribu penduduk. Angka itu tertinggal dari Thailand yang sudah mencapai 1,7 layar, serta Malaysia yang mencapai 3,6 layar per 100 ribu penduduk.
Padahal dengan jumlah penduduk saat ini, Indonesia dinilai membutuhkan sekitar 10 ribu layar.
“Dengan jumlah penduduk yang kita miliki, Indonesia seharusnya memiliki sekitar 10.000 layar. Jadi masih ada kekurangan lebih dari 7.000 layar pada saat ini,” jelas Judith.
Hingga Januari 2024, jumlah bioskop di seluruh Indonesia tercatat 496 lokasi dengan 2.375 layar. Meski meningkat dibanding setahun sebelumnya, angka itu dinilai belum cukup menampung kebutuhan pasar film nasional.